Jakarta (16/4) – Anggota Komisi IV DPR RI Habieb Nabiel Almusawa
meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tidak berpangku tangan
mengetahui kualitas ikan tuna hasil ekspor Indonesia yang kalah
dibandingkan Thailand.
“Sejak tahun 2011 ada laporan bahwa orang AS menuding tuna asal Indonesia mengandung logam berat dan mereka mengaku keracunan jika makan ikan-ikan itu. Karena keracunan, maka mereka menuduh Indonesia melanggar ketentuan tentang keamanan makanan. Sudah 3 tahun berlalu, mengapa masalah ini tidak juga kunjung selesai?” paparnya menanggapi laporan lebih rendahnya kualitas ikan tuna Indonesia dibandingkan ikan tuna Thailand.
Kadin Bidang Perikanan dan Kelautan melaporkan, kualitas ikan tuna Thailand lebih diakui dunia sehingga jadi komoditas ekspor Negara tersebut. Efeknya adalah harga jual ikan tuna Thailand di tingkat dunia jauh lebih tinggi dibandingkan harga jual ikan tuna Indonesia. Masyarakat Amerika Serikat tidak ragu untuk mengkonsumsinya. Adapun tuna Indonesia, mereka masih ragu atas dugaan terkandungnya zat-zat tertentu.
Lebih jauh, Nabiel mengapresiasi langkah Indonesia yang telah menyelenggarakan Developing World Fisheries Conference II di Nusa Dua, Bali belum lama ini. Konferensi tersebut membahas pentingnya sertifikasi MSC (Marine Stewardship Council) bagi industri perikanan dunia khususnya bagi negara berkembang.
Nabiel berharap hasil-hasil konferensi tersebut segera ditindaklanjuti. “Indikator keberhasilan konferensi ini adalah sejauh mana ikan kita kualitasnya bisa meningkat dan dihargai tinggi oleh dunia. Semakin cepat hal itu terwujud maka semakin berhasil konferensi tersebut. Saya akan pantau terus realisasi konferensi tersebut di lapangan nanti,” urai Nabiel.(pks.or.id)
“Sejak tahun 2011 ada laporan bahwa orang AS menuding tuna asal Indonesia mengandung logam berat dan mereka mengaku keracunan jika makan ikan-ikan itu. Karena keracunan, maka mereka menuduh Indonesia melanggar ketentuan tentang keamanan makanan. Sudah 3 tahun berlalu, mengapa masalah ini tidak juga kunjung selesai?” paparnya menanggapi laporan lebih rendahnya kualitas ikan tuna Indonesia dibandingkan ikan tuna Thailand.
Kadin Bidang Perikanan dan Kelautan melaporkan, kualitas ikan tuna Thailand lebih diakui dunia sehingga jadi komoditas ekspor Negara tersebut. Efeknya adalah harga jual ikan tuna Thailand di tingkat dunia jauh lebih tinggi dibandingkan harga jual ikan tuna Indonesia. Masyarakat Amerika Serikat tidak ragu untuk mengkonsumsinya. Adapun tuna Indonesia, mereka masih ragu atas dugaan terkandungnya zat-zat tertentu.
Lebih jauh, Nabiel mengapresiasi langkah Indonesia yang telah menyelenggarakan Developing World Fisheries Conference II di Nusa Dua, Bali belum lama ini. Konferensi tersebut membahas pentingnya sertifikasi MSC (Marine Stewardship Council) bagi industri perikanan dunia khususnya bagi negara berkembang.
Nabiel berharap hasil-hasil konferensi tersebut segera ditindaklanjuti. “Indikator keberhasilan konferensi ini adalah sejauh mana ikan kita kualitasnya bisa meningkat dan dihargai tinggi oleh dunia. Semakin cepat hal itu terwujud maka semakin berhasil konferensi tersebut. Saya akan pantau terus realisasi konferensi tersebut di lapangan nanti,” urai Nabiel.(pks.or.id)
Labels:
Berita
Thanks for reading Ikan Tuna Kita Kalah Kualitas, KKP Jangan Diam. Please share...!
0 Komentar untuk "Ikan Tuna Kita Kalah Kualitas, KKP Jangan Diam"