BANDA ACEH – Di tengah gempuran tentara Israel terhadap penduduk
Palestina yang sudah puluhan tahun secara terus-menerus di Tepi Barat,
Gaza, dan Yerusalem, ternyata masih banyak juga wanita Palestina yang
melahirkan dengan selamat, demikian pula bayi mereka. Bahkan bayi di
Palestina itu umumnya lahir dalam wujud lelaki kembar yang kemudian
diberi nama dengan nama para pejuang yang sudah syahid untuk mewariskan
spirit perlawanan terhadap Israel.
Ketua Organisasi Solidaritas Rakyat Palestina di Yordania, Syaikh Mohd Bader Joudi Salem Abu Zarour dan istrinya, Khawla Hamed Ahmad Al Hasasneh, menyampaikan hal ini saat berkunjung ke Kantor Harian Serambi Indonesia di Gampong Meunasah Manyang, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Senin (30/6).
Kedatangan mereka yang difasilitasi Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNRP) Aceh disambut Pemimpin Umum Serambi Indonesia, H Sjamsul Kahar, Sekretaris Redaksi, Bukhari M Ali, dan Manajer Iklan, Hari Teguh Patria.
Menurut Mohd Bader, jumlah penduduk Palestina sekitar 12 juta, angka kelahiran mencapai empat persen setiap tahun. “Menariknya, suatu bukti mukjizat Allah Swt, umumnya yang lahir itu adalah bayi lelaki kembar sehingga menjadi pertanda bagi mereka untuk melanjutkan perjuangan. Kemudian untuk memotivasi, bayi-bayi itu diberi nama pejuang-pejuang yang telah syahid di medan perang,” kata Syaikh Mohd Bader.
Namun, kata Syaikh Mohd Bader, dari empat persen bayi yang lahir itu, sekitar 1,5 persen meninggal saat proses melahirkan, tetapi bukan karena diperangi. Adapun perempuan Palestina, kata Khawla, meski di tengah peperangan, rata-rata mereka tamat kuliah setingkat S1, karena itu tidak heran, menurutnya, perempuan di negeri yang hingga kini masih dijajah Israel ini juga banyak yang menjadi guru, perawat, bahkan dokter. “Di luar daripada itu, perempuan Palestina juga siap menggantikan posisi suami ketika suami mereka sudah meninggal,” timpal Khawla.
Mohd Bader menceritakan hingga kini Israel masih tetap memerangi Palestina, sedangkan pihak Palestina hanya sebatas melawan peperangan dimulai Israel, bahkan Masjid Al-Aqsa yang merupakan satu bangunan bagian dari kompleks suci di Kota Yerusalem atau dikenal sebagai Al-Haram Asy-Syarif kerap menjadi sasaran untuk dihancurkan oleh tentara Yahudi itu.
“Warga Palestina hampir selalu dalam masa-masa sulit. Saat ini kebutuhan logistik bangsa ini hanya ada 30 persen karena diembargo oleh Israel, ketika datang bantuan, terutama dari berbagai negara tetangga, seperti Yordania, Mesir, dan lain-lain juga dihalangi oleh Israel,” ujarnya.
Mohd Bader mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia, termasuk Aceh yang telah ikut bersimpati dan membantu penggalangan dana melalui dompet Serambi beberapa tahun lalu yang dinilainya hampir Rp 2 miliar. Kemudian sumbangan ini dibawa oleh KNRP Aceh untuk masyarakat Palestina.
Silaturahmi sekitar pukul 14.30 WIB berlangsung kira-kira 50 menit. Selanjutnya Syaikh Mohd Bader dan istrinya, Khawla bersama Ketua KNRP Aceh, Tgk H Makhyaruddin Yusuf dan rombongan menuju Sigli hingga akhirnya nanti ke Aceh Tamiang, 6 Juli 2014. Syaikh Mohd Bader akan berceramah tarawih di masjid agung kabupaten/kota sekaligus menggalang dana untuk masyarakat Palestina. Ia berceramah dalam bahasa Arab, kemudian diterjemahkan perwakilan KNRP Pusat, Fauzan Abuna, seperti saat berkunjung ke Serambi kemarin.
Khusus di Banda Aceh, sumbangan yang sudah terkumpul Rp 46 juta dari jamaah Masjid Baitul Musyahadah (Masjid Kupiah Meukuetob) Seutui dan dari pengajian ibu-ibu yang dimotori persaudaraan muslimah(serambinews)
Ketua Organisasi Solidaritas Rakyat Palestina di Yordania, Syaikh Mohd Bader Joudi Salem Abu Zarour dan istrinya, Khawla Hamed Ahmad Al Hasasneh, menyampaikan hal ini saat berkunjung ke Kantor Harian Serambi Indonesia di Gampong Meunasah Manyang, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Senin (30/6).
Kedatangan mereka yang difasilitasi Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina (KNRP) Aceh disambut Pemimpin Umum Serambi Indonesia, H Sjamsul Kahar, Sekretaris Redaksi, Bukhari M Ali, dan Manajer Iklan, Hari Teguh Patria.
Menurut Mohd Bader, jumlah penduduk Palestina sekitar 12 juta, angka kelahiran mencapai empat persen setiap tahun. “Menariknya, suatu bukti mukjizat Allah Swt, umumnya yang lahir itu adalah bayi lelaki kembar sehingga menjadi pertanda bagi mereka untuk melanjutkan perjuangan. Kemudian untuk memotivasi, bayi-bayi itu diberi nama pejuang-pejuang yang telah syahid di medan perang,” kata Syaikh Mohd Bader.
Namun, kata Syaikh Mohd Bader, dari empat persen bayi yang lahir itu, sekitar 1,5 persen meninggal saat proses melahirkan, tetapi bukan karena diperangi. Adapun perempuan Palestina, kata Khawla, meski di tengah peperangan, rata-rata mereka tamat kuliah setingkat S1, karena itu tidak heran, menurutnya, perempuan di negeri yang hingga kini masih dijajah Israel ini juga banyak yang menjadi guru, perawat, bahkan dokter. “Di luar daripada itu, perempuan Palestina juga siap menggantikan posisi suami ketika suami mereka sudah meninggal,” timpal Khawla.
Mohd Bader menceritakan hingga kini Israel masih tetap memerangi Palestina, sedangkan pihak Palestina hanya sebatas melawan peperangan dimulai Israel, bahkan Masjid Al-Aqsa yang merupakan satu bangunan bagian dari kompleks suci di Kota Yerusalem atau dikenal sebagai Al-Haram Asy-Syarif kerap menjadi sasaran untuk dihancurkan oleh tentara Yahudi itu.
“Warga Palestina hampir selalu dalam masa-masa sulit. Saat ini kebutuhan logistik bangsa ini hanya ada 30 persen karena diembargo oleh Israel, ketika datang bantuan, terutama dari berbagai negara tetangga, seperti Yordania, Mesir, dan lain-lain juga dihalangi oleh Israel,” ujarnya.
Mohd Bader mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia, termasuk Aceh yang telah ikut bersimpati dan membantu penggalangan dana melalui dompet Serambi beberapa tahun lalu yang dinilainya hampir Rp 2 miliar. Kemudian sumbangan ini dibawa oleh KNRP Aceh untuk masyarakat Palestina.
Silaturahmi sekitar pukul 14.30 WIB berlangsung kira-kira 50 menit. Selanjutnya Syaikh Mohd Bader dan istrinya, Khawla bersama Ketua KNRP Aceh, Tgk H Makhyaruddin Yusuf dan rombongan menuju Sigli hingga akhirnya nanti ke Aceh Tamiang, 6 Juli 2014. Syaikh Mohd Bader akan berceramah tarawih di masjid agung kabupaten/kota sekaligus menggalang dana untuk masyarakat Palestina. Ia berceramah dalam bahasa Arab, kemudian diterjemahkan perwakilan KNRP Pusat, Fauzan Abuna, seperti saat berkunjung ke Serambi kemarin.
Khusus di Banda Aceh, sumbangan yang sudah terkumpul Rp 46 juta dari jamaah Masjid Baitul Musyahadah (Masjid Kupiah Meukuetob) Seutui dan dari pengajian ibu-ibu yang dimotori persaudaraan muslimah(serambinews)
Labels:
Berita,
Dunia,
Info Palestina
Thanks for reading Bayi Palestina Umumnya Lahir Kembar. Please share...!
0 Komentar untuk "Bayi Palestina Umumnya Lahir Kembar"