Pengetahuan dasar tentang ilmu geografi memudahkan kita memahami pandangan China tentang Turkistan Timur. Dua penghambat utama komunikasi antara China dan Barat: pertama adalah gurun pasir Taklamakan sepanjang 5000 km dan kedua adalah tembok besar China yang membentang di sepanjang perbatasan China.
Turkistan Timur adalah satu-satunya wilayah China yang berada diluar gurun pasir dan tembok besar yang dapat menjadi jendela China ke arah Barat. Dampak politiknya membuat kedudukan Turkistan Timur tidak tergantikan bagi China. Inilah satu-satunya alasan mengapa China tidak bersedia mundur dari Turkistan Timur dan menjajahnya dengan kekuatan bersenjata. Pada sisi lain, China juga melarang rakyat Turkistan Timur serta menutupnya dari akses informasi dan kesadaran sebagai bangsa yang merdeka.
Turkistan Timur juga sering disebut sebagai Kuwait abad 21 karena kaya dengan sumber daya alam. Ini menjadi alasan lain bagi China.
Kawasan yang berada di ujung barat China ini dijadikan sebagai kawasan penyangga melawan ancaman invasi Uni Soviet selama Perang Dingin. Kawasan ini mendapat perhatian besar China untuk alasan keamanannya sendiri dan negara-negara di kawasan. Bahkan jika Rusia tidak lagi menjadi ancaman bagi China, negara itu masih menggunakan kekuatan darat dan udaranya di kawasan serta menyimpan sebagian besar hulu ledak nuklirnya disana. Alasan penting lagi kehadiran China adalah China dapat mengendalikan kelompok Muslim di wilayah tersebut.
Namun, kekhawatiran geo staretgis bukan satu-satunya alasan kepentingan China dalam menduduki Turkistan Timur. Kawasan ini juga memiliki sumber alam besar dan tanahnya sangat produktif. Turkistan Timur sering disebut sebagi Kuwait abad 21 karena minyak, batu bara, emas, perak dan uranium serta menjadi sumber daya alam paling penting di China. Pemerintah Komunis China pada 2005 menyebut Turkistan Timur akan menjadi pusat produksi sumber minyak dan gas terbesar kedua. Tarim Basin yang berada ditengah Turkistan Timur memiliki cadangan minyak besar yang disebut sebagai “Lautan Harapan” dan ditaksir memiliki cadangan minyak lebih dari 10,7 milyar ton. Riset yang dikerjakan para pakar geologis mengungkap 300 juta ton minyak dan 220 milyar meter kubik cadangan gas.
Deposit gas alam, batubara dan tembaga menjadi sumber penting ekonomi China. Dari 148 mineral di Laut China, 118 diantaraanya berasal dari Turkistan Timur (85 persen produksi mineral). Diantara sumber mineral ini, kawasan ini menghasilkan batubara dengan kualitas terbaik .Cadangan batubara Turkistan Timur mencaapai 2 milyar ton, separo dari cadangan batu bara China. Salah satu studi di akhir 2000 menunjukkan tambang tembaga terkaya China berada di Turkistan Timur. Sementara kawasan lain di China memiliki sedikit tembaga dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mereka. Kayanya sumber alam tembaga menjadi kawasan ini menjadi sangat penting di mata China.
Turkistan Timur juga menjadi produsen kapas terbesar. Pemerintah komunis China tidak ingin menyerahkan produksi kapas sebagai bahan dasar produksi kepada Muslim Uighur dan terus mengembangkan strategi baru untuk mempertahankan kendali atas kawasan ini. Tujuan dibalik semua strategi tersebut adalah tidak membiarkan Turkistan Timur maju dan terus bergantung kepada China.
Ketika sumber kekayaan mereka seperti minyak, emas dan uranium disikat Beijing, penduduk Uighur juga dipenjara di negeri mereka. Tingkat pengangguran tinggi dan rendahnya derajat pendidikan mereka. 80 persen penduduk hidup dibawah garis kemiskinan. Bayi-bayi Uighur baru dapat hidup normal jika keluarga mereka melarikan diri ke luar negeri, seperti Turki.
Ketakutan Terhadap Islam
Penahanan terhadap penduduk Muslim Uighur dilakukan karena mereka dilarang hidup sesuai dengan keyakinan agama mereka dan tekanan diberikan kepada para pemimpin agama mereka. Para pemimpin Komunis Chian menganggap kehadiran Islam di Turkistan Timur dianggap sebagai ancaman.
Meskipun akar serangan China terhadap Islam dan Muslim telah lama terjadi, namun kebijakan rejim Komunis China mengubahnya menjadi kebijakan penindasan dan bahkan genosida yang sistemik. Ketika Mao mendirikan Republik Rakyat China pada 1949, semua manifestasi Islam menjadi sasaran serangan. Permusuhan terhadap Islam dimulai dengan penutupan masjid, sekolah agama dan institusi lainnya yang memberikan pendidikan agama. Keadaan ini semakin memburuk setelah foto Ketua Mao dipaksa gantung di masjid-masjid. Penangkapan terhadap tokoh agama dilakukan tanpa tuduhan yang jelas. Beberapa dari mereka dihukum mati dan lebih dari 54 ribu orang dipaksa menjalani kerja paksa dalam kamp-kamp kerja paksa.
Dalam masa itu, penyiksaan fisik dan mental dilakukan karena alasan keyakinan agama. Beberapa Muslim ditangkap di tengah keramaian dan dipaksa mengakui “ketuhanan” Mao. Orang-orang Muslim yang meninggal dipaksa dikremasi seperti halnya orang-orang China lainnya. Banyak masjid ditutup untuk dijadikan barak militer atau tempat hiburan. Semua bentuk peribadatan, seperti shalat jumat dan puasa dilarang dan dikenai sanksi pajak yang tinggi. Pemerintah komunis merampas semua sumber pembiayaan renovasi masjid dan para tokoh agama. Belajar dan membaca Al Qur’san sepenuhnya dilarang. Buku-buku agama dirampas dari rumah-rumah penduduk, termasuk karya bersejarah mereka yang ditulis dengan tangan.(sumber)
Labels:
Dunia
Thanks for reading Mengapa China Menolak Melepaskan Turkistan Timur?. Please share...!
0 Komentar untuk "Mengapa China Menolak Melepaskan Turkistan Timur?"