Banda Aceh - Massa buruh di Aceh menggelar aksi May Day dengan konvoi mengitari sejumlah ruas jalan protokol di Banda Aceh. Mereka juga berorasi di Depan Masjid Raya Baiturrahman dan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).
Pantauan detikcom, aksi buruh ini digelar sejak pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIB, Senin (1/5/2017). Massa berkumpul di depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Di sana, mereka berorasi secara bergantian sebelum memulai konvoi.
Sejumlah kendaraan roda dua, roda empat dan truk dipakai untuk konvoi. Sambil berjalan ke sejumlah ruas jalan protokol, mereka juga menyampaikan 'unek-unek' secara bergantian. Peserta aksi juga membawa alat pengeras suara.
Aksi massa buruh dari berbagai daerah di Aceh ini mendapat pengawalan dari pihak kepolisian. Aparat penegak hukum ini berjalan di depan konvoi dengan mengendarai motor trail. Saat tiba di gedung dewan, mereka juga diarahkan agar segera masuk ke pekarangan.
Ketua Aliansi Buruh Aceh, Saifulmar, mengatakan, dalam aksi May Day kali ini, buruh di Aceh meminta pemerintah untuk menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar Rp 650 ribu. Dengan adanya kenaikan ini, UMP Aceh pada 2018 menjadi Rp 3.150.000.
"Mau tak mau, senang tidak senang ini adalah tuntutan buruh," kata Saiful kepada wartawan di sela-sela aksi.
Selain itu, buruh di Aceh juga menuntut pemerintah agar segara mengeluarkan peraturan gubernur (Pergub) yang mengatur tentang tunjangan hari meugang. Pasalnya, di Aceh punya tradisi meugang yang digelar dua hari menjelang Ramadan.
"Ini sudah mulai dekat puasa. Kita sangat mengharapkan pemerintah mengeluarkan Pergub tentang tunjangan meugang. Ini impian seluruh buruh di Aceh," jelas Saiful.
Dalam aksi hari ini, massa buruh juga menyampaikan sejumlah tuntutan lain baik berskala nasional atau pun hanya untuk Aceh. Mereka juga mengharapkan kepada Pemprov agar aturan tentang cuti enam bulan bagi ibu hamil dapat dilaksanakan di seluruh instansi dan perusahaan.
"Kita juga mengharapkan agar "pengusaha hitam" segara dicabut Siup-nya karena menyengsarakan buruh," ungkap Saiful. (sumber)
Pantauan detikcom, aksi buruh ini digelar sejak pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIB, Senin (1/5/2017). Massa berkumpul di depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Di sana, mereka berorasi secara bergantian sebelum memulai konvoi.
Sejumlah kendaraan roda dua, roda empat dan truk dipakai untuk konvoi. Sambil berjalan ke sejumlah ruas jalan protokol, mereka juga menyampaikan 'unek-unek' secara bergantian. Peserta aksi juga membawa alat pengeras suara.
Buruh di Aceh peringati konvoi / Foto: Agus Setyadi/detikcom
|
Aksi massa buruh dari berbagai daerah di Aceh ini mendapat pengawalan dari pihak kepolisian. Aparat penegak hukum ini berjalan di depan konvoi dengan mengendarai motor trail. Saat tiba di gedung dewan, mereka juga diarahkan agar segera masuk ke pekarangan.
Ketua Aliansi Buruh Aceh, Saifulmar, mengatakan, dalam aksi May Day kali ini, buruh di Aceh meminta pemerintah untuk menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar Rp 650 ribu. Dengan adanya kenaikan ini, UMP Aceh pada 2018 menjadi Rp 3.150.000.
"Mau tak mau, senang tidak senang ini adalah tuntutan buruh," kata Saiful kepada wartawan di sela-sela aksi.
Selain itu, buruh di Aceh juga menuntut pemerintah agar segara mengeluarkan peraturan gubernur (Pergub) yang mengatur tentang tunjangan hari meugang. Pasalnya, di Aceh punya tradisi meugang yang digelar dua hari menjelang Ramadan.
"Ini sudah mulai dekat puasa. Kita sangat mengharapkan pemerintah mengeluarkan Pergub tentang tunjangan meugang. Ini impian seluruh buruh di Aceh," jelas Saiful.
Dalam aksi hari ini, massa buruh juga menyampaikan sejumlah tuntutan lain baik berskala nasional atau pun hanya untuk Aceh. Mereka juga mengharapkan kepada Pemprov agar aturan tentang cuti enam bulan bagi ibu hamil dapat dilaksanakan di seluruh instansi dan perusahaan.
"Kita juga mengharapkan agar "pengusaha hitam" segara dicabut Siup-nya karena menyengsarakan buruh," ungkap Saiful. (sumber)
0 Komentar untuk "May Day, Buruh di Aceh Sampaikan Tuntutan Sambil Konvoi"