Banda Aceh – Ketua Komisi II DPR Aceh Nurzahri mengaku jika Pemerintah Aceh memiliki tiga pesawat yang bisa dipakai untuk mengawasi aksi illegal logging dan illegal fishing.
Ketiga pesawat itu adalah hibah dari Yayasan Leuser dan sampai saat ini disebut masih parkir di Bandara Sultan Iskandar Muda karena tidak memiliki sertifikat layak terbang.
“Nah sambil menunggu kajian itu selesai, Pak Gubernur bisa menggunakan pesawat pemerintah Aceh yang dihibah itu, ” katanya pada aceHTrend, Jumat (29/9/2017).
Untuk itu, Nurzahri menyarankan agar Pemerintah Aceh segera mengurus sertifikat layak terbang agar bisa segera dioperasionalkan untuk keperluan yang dimaksud Gubernur Aceh.
Menurut perhitungannya, jika tiga pesawat hibah yang ada efektif mencegah aksi illegal logging dan illegal fishing maka dengan adanya pembeliaan pesawat akan semakin efektif.
“Kalau misalnya dengan pesawat yang ada bisa mengurangi ilegal fishing dan illegal logging serta kebakaran hutan 30 persen, maka sudah barang tentu kalau nanti ada enam pesawat tambahan akan bisa mencapai 100 persen illegal logging dan illegal fishing dihentikan,” katanya.
Menurut Nurzahri, masyarakat akan menilai, bahwa baru beberapa bulan saja pesawat itu beroperasi illegal fishing sudah tertangkap dua kapal atau tiga kapal.
Nah kalau tambah enam pesawat lagi, tambahnya maka menjadi sembilan pesawat berarti dalam sebulan kalau dengan tiga pesawat bisa dua kapal tertangkap, maka dengan sembilan pesawat bisa enam 6-10 kapal bisa ditangkap.
Dengan ekspos Pemerintah Aceh atas dioperasionalkannya pesawat yang ada maka tidak muncul anggapan di masyarakat bahwa pemerintah berkeinginan saja untuk beli pesawat, setelah beli tidak saggup dioperasionalkan.
“Atau jangan-jangan setelah kita operasionalkan tidak ada hasil apa-apa, sehingga kedepan masyarakat akan sulit untuk kita minta dukungan lagi. Maka kenapa dicoba dulu dengan pesawat yang ada,” sarannya.
Adakah ini sebuah “tantangan” kepada Irwandi Yusuf? [sumber]
0 Komentar untuk "Ketua Komisi II DPRA “Tantang” Irwandi Gunakan Pesawat Hibah?"