Petani Cabai Merah Besar (Capaicum annum L) Gampong Leungah Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar mengeluh akan serangan ulat Grayak (Spodoptera litura) terhadap tanaman cabai yang mulai berbuah.
“Ini serangannya sudah sangat kritis, walaupun pengamatan saya bisa kita bilang 40 persen, tapi daya serangnya sudah berada dititik ambang kerusakan, maka dengan kita buat status kritis, ini harus dan wajib segera kita ambil tindakan, kalau tidak, maka petani kita akan gagal panen.
Saya akan segera lapor kepada petugas POPT Provinsi”. Ujar Fahrizal, selaku Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar saat meninjau lahan Cabai.
Segala tindakan telah dilakukan oleh petani yaitu menyemprotkan insektisida, tapi hasilnya tidak memberi pengaruh. “ gak mempan lagi dengan jenis racun kimia yang kami gunakan, terkadang kami curiga, insektisida yang kami beli adalah produk oplosan, malah kami kutip ulatnya dan kami rendam dalam cairan kimia tersebut, tapi ulatnya tidak mati”. Ungkap Mardani Harun, ketua Kelompok Tani Pante Chik Man.
“Saya selaku Penyuluh Pertanian di Gampong Leungah, sangat mengharapkan agar segera ada solusi, sayang petani saya dengan kondisi serangan yang sudah sangat parah ini”. Ujar Masri.
Sebagaimana diketahui, ulat grayak ini menyerang daun dengan cara memakan, sehingga daun dipenuhi lubang. “Serangan nya memang tidak langsung pada buah cabai, dan ada juga ulat yang sejenis ini yang memakan buah cabai, tapi spesies lain.
Ulat Grayak ini yakni Spodoptera litura hanya merusak daun, tapi kalau daun habis, proses fotosintesis tidak terjadi, nah ini yang akan menyebabkan gagal panen” Jelas Khaidir, Tim Cyber Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar, yang juga mengambil Program studi Hama Penyakit Tumbuhan saat kuliah Strata satu di Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Masyarakat Gampong Leungah notabene nya merupakan petani dan peternak, “ada 300 kepala keluarga (KK) di Gampong Leungah ini, dan hanya sekitar 20 KK yang tidak menanam Cabai”. Jelas Samsuar, Keuchik Gampong Leungah.
“mereka (petani) memiliki luas garapan yang berbeda-beda, tadi saya lihat mulai dari setengah hektar hingga mencapai dua hektar per petani”. Ujar Afriadi, yang juga merupakan tim Cyber Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar.
“Ini serangannya sudah sangat kritis, walaupun pengamatan saya bisa kita bilang 40 persen, tapi daya serangnya sudah berada dititik ambang kerusakan, maka dengan kita buat status kritis, ini harus dan wajib segera kita ambil tindakan, kalau tidak, maka petani kita akan gagal panen.
Saya akan segera lapor kepada petugas POPT Provinsi”. Ujar Fahrizal, selaku Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar saat meninjau lahan Cabai.
Segala tindakan telah dilakukan oleh petani yaitu menyemprotkan insektisida, tapi hasilnya tidak memberi pengaruh. “ gak mempan lagi dengan jenis racun kimia yang kami gunakan, terkadang kami curiga, insektisida yang kami beli adalah produk oplosan, malah kami kutip ulatnya dan kami rendam dalam cairan kimia tersebut, tapi ulatnya tidak mati”. Ungkap Mardani Harun, ketua Kelompok Tani Pante Chik Man.
“Saya selaku Penyuluh Pertanian di Gampong Leungah, sangat mengharapkan agar segera ada solusi, sayang petani saya dengan kondisi serangan yang sudah sangat parah ini”. Ujar Masri.
Sebagaimana diketahui, ulat grayak ini menyerang daun dengan cara memakan, sehingga daun dipenuhi lubang. “Serangan nya memang tidak langsung pada buah cabai, dan ada juga ulat yang sejenis ini yang memakan buah cabai, tapi spesies lain.
Ulat Grayak ini yakni Spodoptera litura hanya merusak daun, tapi kalau daun habis, proses fotosintesis tidak terjadi, nah ini yang akan menyebabkan gagal panen” Jelas Khaidir, Tim Cyber Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar, yang juga mengambil Program studi Hama Penyakit Tumbuhan saat kuliah Strata satu di Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Masyarakat Gampong Leungah notabene nya merupakan petani dan peternak, “ada 300 kepala keluarga (KK) di Gampong Leungah ini, dan hanya sekitar 20 KK yang tidak menanam Cabai”. Jelas Samsuar, Keuchik Gampong Leungah.
“mereka (petani) memiliki luas garapan yang berbeda-beda, tadi saya lihat mulai dari setengah hektar hingga mencapai dua hektar per petani”. Ujar Afriadi, yang juga merupakan tim Cyber Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar.
Labels:
Pertanian
Thanks for reading Ulat Grayak menyerang Tanaman Cabai Petani Gampong Leungah. Please share...!
0 Komentar untuk "Ulat Grayak menyerang Tanaman Cabai Petani Gampong Leungah"