Jakarta - Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial Aceh berhasil melakukan pemulangan salah satu mahasiswa Aceh yang sedang menimba ilmu di Ukraina.Dia adalah Arif Fazilla, mahasiswa kedokteran asal Gampong Rambong Meunasah Cot, Kecamatan Mutiara Timur, Kabupaten Pidie. Arif Fazilla berhasil mendarat di Aceh pada 16 Maret 2022 lalu setelah menjalani masa karantina di Wisma Pasar Rumput, Jakarta Selatan.
"Setelah kami lakukan komunikasi dengan para pihak di Kemlu dan BPPA, setelah Arif Fazilla menjalani masa karantina sesuai prosedur perjalanan masa pandemi, kami pulangkan ke Aceh dan menyerahkan kepada keluarga di Pidie," ucap Kadinsos Aceh Dr Yusrizal, dikutip dari laman resmi Dinas Sosial Provinsi Aceh, Rabu (23/3/2022).
Termasuk Arif Fazilla, total ada 80 warga negara Indonesia (WNI) yang telah tiba di Tanah Air setelah dievakuasi dari Ukraina pada 3 Maret 2022 lalu.
Atas keberhasilan ini, Yusrizal menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Luar Negeri, KBRI, yang terlibat dalam proses evakuasi salah satu mahasiswa Aceh yang berdampak dari ekses perang antara Rusia dengan Ukraina.
"Atas nama pemerintah Aceh, saya sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu evakuasi warga Aceh dari Rusia ke Indonesia," katanya.
Proses Evakuasi Dramatis
Diketahui, proses evakuasi Arif Fazila berlangsung dramatis dan menegangkan. Di tengah gempuran pasukan Rusia ke Ukraina, Arif bersama 13 warga Indonesia lainnya harus menempuh perjalanan darat selama 20 jam dalam situasi yang membahayakan untuk sampai ke Romania.
Adapun selain Arif, ada Muhammad Fata (24) yang masih berada di Ukraina. Mahasiswa asal Kabupaten Nagan Raya, Aceh ini memilih bertahan di Ivano, sebuah daerah yang berbatasan dengan Polandia.
Fata berada di Ukraina sejak enam bulan terakhir, bekerja sebagai guru tahfidz di Yayasan Tahfizh Sulaiman yang merupakan cabang dari Negara Turki.
Ayah Muhammad Fata, Ismail belum lama ini mengatakan, anaknya itu masih melihat perkembangan perang di Ukraina. Bila eskalasi semakin parah, maka tak ada pilihan lain bagi Fata selain harus keluar dari Ukraina.
Harga Barang Naik hingga Tidak Bisa Tarik Tunai
Sementara itu, ada juga mahasiswa asal Aceh lain yang sedang menempuh pendidikan di Northern (Arctic) Federal University, Rusia Jurusan Bio-fisiologi Kedokteran, yaitu Abdillah Imron Nasution.
Abdillah berada di negeri Putin sejak 2017 lalu karena mendapatkan beasiswa PhD dari Pemerintah Federasi Rusia.
Abdillah mengatakan saat ini harga barang-barang kebutuhan di Negeri Beruang Merah itu mulai mengalami kenaikan. Di samping itu, penarikan uang di ATM juga tidak bisa lagi dilakukan, terutama pada kartu ATM berlogo Visa dan Mastercard.
"Saat ini sudah ada ketentuan juga dari pemerintah Rusia bahwa VISA dan Mastercard akan diganti dengan UnionPay yang basisnya di China," tutur mahasiswa asal Aceh tersebut.(detik)
0 Komentar untuk "Sempat Terjebak di Zona Perang, Mahasiswa Aceh di Ukraina Berhasil Pulang"