-->

Tajuk

Eksploitasi 4 Anak, Pria di Aceh Besar Raup Rp 1 Juta per Hari

Banda Aceh - Seorang pria asal Aceh Besar berinisial S (27) ditangkap polisi karena diduga mengeksploitasi empat anak di bawah umur. S meraup keuntungan Rp 1 juta per hari dari perbuatannya itu.

Empat anak itu diminta pelaku berjualan jambu biji yang telah dipotong-potong hingga tengah malam. Korban merupakan anak berusia 8 tahun hingga 13 tahun. Dua korban anak perempuan dan dua orang anak laki-laki. Pelaku disebut mengiming-imingi upah Rp 2 ribu setiap bungkus jambu yang terjual.

"Pelaku kita tangkap di Beurawe Banda Aceh pada Senin 26 Juni lalu. Pelaku S memanfaatkan korban untuk kepentingan pribadi," kata Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh Kompol Fadillah Aditya Pratama kepada wartawan, Rabu 5 Juli 2023.

Pelaku disebut meminta korban menjual setiap bungkus jambu tersebut dengan harga Rp 10 ribu. S mengantar korban ke beberapa titik untuk berjualan di warung kopi, dan tempat keramaian di wilayah Banda Aceh.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, kata Fadhil, pelaku sudah mengeksploitasi anak sejak Februari. Setiap hari, para korban disebut mampu menjual jambu 30 hingga 50 bungkus.

"Pelaku meraup keuntungan hampir Rp 1 juta per hari. Keuntungan itu untuk kepentingan pelaku," jelas Fadhil.

Dalam penangkapan itu, polisi menyita empat keranjang berisi jambu potong serta becak yang dipakai untuk membawa korban. Pelaku kini ditahan di Mapolresta Banda Aceh untuk menjalani pemeriksaan.

"Empat korban anak kita titipkan ke Dinas Sosial Banda Aceh. Kebanyakan korban ini sudah putus sekolah karena berasal dari keluarga kurang mampu," jelasnya.

Fadhil menjelaskan, pihaknya masih mengembangkan kasus tersebut. Polisi juga membidik pelaku lain yang diduga mengeksploitasi anak.

"Saat ini kami dapati tersangka tunggal. Tapi ada beberapa titik yang sedang kami senter. Akan kami kembangkan, kami akan tindak tegas," ujar mantan Kasat Reskrim Polres Nagan Raya itu.(detik)


Penduduk Miskin Aceh Bertambah, Inilah Penyebabnya !


Banda Aceh - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat jumlah penduduk miskin di Aceh bertambah 11,7 ribu orang pada September 2022. Pemerintah Aceh menyebutkan, inflasi menjadi dalang meningkatnya jumlah warga miskin di Serambi Mekah.

"Meningkatnya angka kemiskinan dari 14,64 persen pada Maret 2022 menjadi 14,75% pada September 2022 disebabkan inflasi lebih tinggi sebesar 3,62% terutama makanan dan minuman, tembakau 7,93% dan inflasi transportasi 21,0%," kata Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA, Rabu 18 Januari 2023.


Menurutnya, penyebab lainnya adalah garis kemiskinan meningkat 6,57% lebih tinggi dari peningkatan rata-rata pengeluaran Per Kapita Penduduk (3,57%). Selain itu, laju pertumbuhan ekonomi juga lebih rendah dari Triwulan I sebesar 3,24%. Sektor pertanian juga mengalami kontraksi (4,19) dan produksi padi September 2022 hanya 52,46 ribu ton, lebih rendah dari Maret 2022 sebesar 207,71 ribu ton.

"Garis kemiskinan Aceh September 2022 juga meningkat menjadi Rp 617.293 per kapita per bulan dari sebelumnya September 2021 sebesar Rp 552 939," jelasnya.

Dia menyebutkan, angka kemiskinan di Aceh pada 2019 yakni 15,01 persen dan mengalami kenaikan pada 2020 menjadi 15,43 persen disebabkan pandemi COVID-19. Angka itu naik lagi pada 2021 menjadi 15,53 persen dan turun menjadi 14,64 persen pada 2022.

"Sedangkan target penurunan dalam RPA 2023-2026 pada tahun 2023 adalah sebesar 15,53%," jelasnya.

Baca juga:
7 WNA Ditangkap di Lokasi Tambang Emas Ilegal di Aceh Masih Berstatus Saksi
Pemerintah Aceh, katanya sudah menyiapkan sejumlah program untuk menanggulangi kemiskinan di Aceh. Pemerintah juga disebut telah membangun sekitar 8 ribu rumah untuk warga kurang mampu pada 2022.

"Salah satu program prioritas kita pada UMKM," ujar MTA.

Sebelumnya, BPS Aceh mencatat jumlah penduduk miskin di Aceh bertambah 11,7 ribu orang pada September 2022. Penambahan penduduk miskin itu membuat Tanah Rencong masih bertahan sebagai provinsi termiskin di Sumatera.

Berdasarkan data dirilis BPS Aceh, persentase penduduk miskin di Serambi Mekah pada September lalu adalah 14,74 persen. Angka ini meningkat dibanding Maret 2022 yang jumlahnya 14,64 persen.

"Pada bulan September 2022, jumlah penduduk miskin di Aceh sebanyak 818,47 ribu orang (14,75 persen), mengalami kenaikan sebesar 11,7 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2022 yang jumlahnya 806,82 ribu orang (14,64 persen)," kata Statistisi Ahli Madya BPS Aceh Dadan Supriadi dalam akun YouTube BPS Aceh seperti dilihat detikSumut, Selasa (17/1).(detik)

AirAsia Resmi Kembali Layani Rute Penerbangan ke Aceh

JANTHO – Masyarakat Aceh segera menikmati penerbangan dengan harga bersaing, seiring mendaratnya penerbangan AirAsia di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar, Jumat 3 Juni 2022 jelang petang tadi. Pendaratan itu pertanda resmi kembalinya penerbangan reguler AirAsia yang punya slogan For Everyone itu ke Aceh, setelah sempat vakum selama pandemi Covid 19 mewabah.

Kembalinya, AirAsia ke Aceh juga untuk menyahuti Surat Gubernur Aceh ke manajemen penerbangan AirAsia untuk kembali membuka rute penerbangan ke Aceh. Penerbangan perdana maskapai AirAsia ke Bandara SIM itu dengan nomor penerbangan QZ654, tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang sekira pukul 15.00 Wib.

Kedatangan penerbangan perdana Maskapai AirAsia itu disambut oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, mewakili Gubernur Aceh yang sedang menjalankan tugas kedinasan di Aceh Tengah.

Sebagaimana diketahui, pasca meredanya Covid-19 dan dicabutnya berbagai pembatasan oleh Pemerintah dan dunia internasional, beberapa waktu lalu Gubernur Aceh menulis surat kepada beberapa manajemen perusahaan airlines, yang intinya meminta maskapai tersebut untuk kembali membuka rute penerbangan ke Aceh dan melayani perjalanan udara masyarakat dari dan ke Banda Aceh.

Kadishub Aceh, mengapresiasi kehadiran kembali AirAsia di Aceh. Apresiasi itu disampaikan Faisal dalam acara Inaugural Flight Ceremony yang dihadiri oleh CEO Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine di Gedung VIP Bandara SIM. “Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada PT Indonesia AirAsia yang secara cepat merespon permintaan Pemerintah Aceh untuk menghadirkan pelayanan transportasi udara bagi masyarakat Aceh,” ujar Faisal.

Seiring melandainya kasus Covid-19 di Indonesia, lanjut Faisal, minat masyarakat untuk melakukan perjalanan semakin meningkat, termasuk masyarakat Aceh. Berdasar data, tercatat 294.287 pergerakan orang keluar dan masuk Aceh selama periode angkutan lebaran 2022 (H-7 hingga H+7). Sebanyak 23.466 di antaranya menggunakan pesawat udara. “Tentu ini menjadi tugas Pemerintah untuk memfasilitasi lancarnya mobilitas masyarakat dengan biaya perjalanan yang terjangkau,” sebut Faisal.

Faisal juga menyampaikan berbagai keluhan masyarakat Aceh terkait minimnya frekuensi penerbangan dari dan ke Aceh, yang akhirnya menyebabkan tarif penerbangan dari dan ke Aceh melambung tinggi. Tarif yang cukup mahal tentu tidak ramah bagi kantong masyarakat yang sedang terimbas pandemi. Selain itu, kondisi ini juga mengakibatkan inflasi yang juga tinggi di Aceh. “Dengan hadirnya layanan AirAsia, kini masyarakat memiliki alternatif pilihan penerbangan dan mendapatkan kesempatan untuk terbang dengan lebih nyaman dengan harga yang terjangkau,” ungkap Faisal.

Di samping itu, Faisal menyebut, Pemerintah Aceh mengajak AirAsia untuk terus memperluas jaringan layanan penerbangannya di Aceh, baik domestik maupun internasional. Salah satunya, membuka kembali rute penerbangan Banda Aceh – Kuala Lumpur.

Pada kesempatan yang sama, CEO PT Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan dan dukungan yang luar biasa dari Pemerintah Aceh. “Hari ini juga merupakan momen yang sangat kami nanti-nantikan untuk kembali terbang melayani masyarakat Aceh,” ungkap Veranita.

Veranita tidak memungkiri bahwa kehadiran kembali AirAsia di Aceh berkat masukan-masukan yang diberikan oleh masyarakat Aceh melalui media sosial. “Terima kasih kepada masyarakat Aceh atas ungkapan dan publisitas yang berkembang di media massa sehingga kami merasa terpanggil untuk kembali hadir di Aceh.”

Pembukaan kembali rute Banda Aceh – Kualanamu, kata Veranita, merupakan wujud kontribusi AirAsia kepada masyarakat untuk memberikan alternatif transportasi dengan harga terjangkau. “Dan semoga bisa mendukung akselerasi bangkitnya perekonomian dan pariwisata, serta perdagangan di Aceh,” imbuh Veranita.

Veranita mengungkapkan, AirAsia juga akan melakukan kerjasama dan kolaborasi yang lebih luas bersama Pemerintah Aceh, dalam hal pertukaran informasi dengan tujuan saling menguntungkan kedua belah pihak.

Melalui kerjasama ini, Veranita berharap dapat membantu AirAsia untuk mempertahankan rute penerbangan atau bahkan menambah frekuensi di kemudian hari.

Terkait penerbangan internasional, khususnya ke Kuala Lumpur, Veranita memastikan bahwa rute tersebut tidak luput dari perhatian AirAsia. “Kami menyadari bahwa posisi strategis Aceh jika dibuka penerbangan internasinal akan sangat mendukung pertumbuhan pariwisata, karena mayoritas wisatawan luar negeri yang berkunjung ke Aceh berasal dari Malaysia,” ujar Veranita.

Sebagai informasi, AirAsia sebelumnya melayani rute Banda Aceh – Kualanamu tiga kali seminggu setiap hari Selasa, Jumat, dan Minggu dengan pesawat Airbus A320 berkapasitas 180 penumpang. Airline yang dikenal dengan maskapai berbiaya rendah (low-cost cerrier) ini juga menyediakan 20kg bagasi cuma-cuma.

Tak hanya Maskapai AirAsia, beberapa waktu lalu Maskapai Citilink juga telah membuka kembali rute penerbangan ke Aceh. Pembukaan kembali rute penerbangan Citilink ke Aceh juga atas permintaan Gubernur Aceh yang telah menyampaikan surat ke maskapai tersebut.


Gubernur Nova Apresiasi AirAsia Resmi Kembali Layani Rute Penerbangan ke Aceh

Wapres Ma’ruf Amin Sampaikan Terima Kasih kepada Gubernur Nova dan Jajaran Pemerintah Aceh

 


Banda Aceh – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur Aceh, Nova Iriansyah beserta seluruh jajaran Pemerintah Aceh, atas sambutan hangat dan suksesnya saat kunjungan kerja yang berlangsung pada 13 dan 14 April lalu.

Hal itu disampaikan mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu melalui surat Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia Nomor : B -109/KSN/SWP/KK.01.01/04/2022 yang ditandatangani Kepala Sekretariat Wapres R.I.

Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh, Muhammad Iswanto, juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak pelaksana setempat yang telah mengupayakan dan mendukung jalannya kegiatan Kunker Wapres R.l, sehingga dapat berlangsung dengan lancar, aman dan tertib.

Iswanto menilai, semua pelaksanaan kegiatan ini tidak dapat berjalan dengan baik, apabila tidak ada kekompakan dari dukungan seluruh jajaran lintas sektor. “Terima kasih kepada seluruh pihak sudah membantu menyukseskan kegiatan tersebut sehingga berjalan sesuai yang diharapkan,” kata Iswanto, Selasa 10 Mei 2022.

Sebagaimana diketahui kedatangan RI 2 beserta istri Hj. Wury Ma’ruf Amin ke Aceh yaitu untuk membuka Pekan Tilawatil Qur’an Ke-52 Radio Republik Indonesia (RRI) Tingkat Nasional di Takengon dan melaksanakan Shalat tarawih di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.

Selain itu, pada kunjungan kerjanya, ia juga menyempatkan menyerahkan secara langsung bantuan Wakil Presiden di Lampeuneurut Aceh Besar.


Pemerintah Dukung Program Pembangunan Basis Data Tunggal KUMKM di Aceh

Banda Aceh – Pemerintah Aceh mendukung penuh upaya percepatan program Pembangunan Basis Data Tunggal koperasi dan usaha mikro kecil menengah (KUMKM) yang telah dicanangkan pemerintah pusat sesuai dengan amanat UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Aceh, Helvizar Ibrahim, dalam keterangannya di Banda Aceh, Selasa 26 April 2022.

Pada April hingga September tahun ini, pemerintah pusat akan melakukan sosialisasi kegiatan pendataan tahun 2022 kepada dinas yang membidangi KUMKM dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. “Berdasarkan sosialisasi dan koordinasi data awal, Provinsi Aceh mendapatkan target pendataan sebanyak 236.000 KUMKM,” kata Helvizar.

Untuk menindak lanjuti Program Pendataan tersebut, Dinas Koperasi dan UKM Aceh, telah melakukan koordinasi dengan stakeholder serta dengan 7 Dinas yang membidangi koperasi dan UKM kabupaten/Kota terpilih yaitu Kabupaten Aceh Besar, Kota Banda Aceh, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Aceh Tenggara.

Dinas Koperasi dan UKM Aceh kata Helvizar, telah menyusun draft Tim Pokja Provinsi dan draft Tim Pokja Kabupaten/Kota serta mengajukan usulan penetapannya. Pada tahapan selanjutnya, Dinas Koperasi dan UKM Aceh akan pelaksanaan Training of Trainer (TOT) Pendataan lengkap daerah, menetapkan petugas Enumerator daerah dan pelaksanaan Bimbingan teknis (Bimtek) bagi Enumerator.

“Adapun yang menjadi target pendataan adalah Koperasi dan UMKM yang menetap dari semua sektor kecuali sektor pertanian dikarenakan BPS akan melakukan sensus pertanian tahun 2023 Pendataan Lengkap KUMKM nantinya akan dilaksanakan pada kurun waktu 3 tahun,” kata Helvizar.

Adapun sumber pendanaan dari pembangunan Basis Data Tunggal KUMKM adalah Dana Dekonsentrasi sebagaimana telah dijelaskan secara_ terperinci pada Permenkop Nomor 1 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Dekonsentrasi Kementerian Koperasi dan UKM.

Selain sebagai amanat UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, landasan lain dari program Pembangunan Basis Data Tunggal KUMKM, adalah PP. No 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan dan Pemberdayaan KUMKM pada Pasal 55 yang Mengamanatkan Basis Data Tunggal UMKM dikoordinasi oleh Kementerian serta Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia sebagai Panduan Tata Kelola Data Pemerintah untuk menghasilkan data yang akurat, mutakhir, dan terpadu.



Ini Sebaran Kouta Haji untuk Setiap Daerah dan Ketentuannya

Back To Top