-->

Tajuk

Akselerasi Pertumbuhan Perusahaan dengan Aset Kecil dan Menengah Melalui Go Public

Jakarta - Perusahaan kecil dan menengah (UKM) di Indonesia mempunyai peranan yang krusial dalam pertumbuhan perekonomian. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia dalam siaran pers nomor HM.4.6/553/SET.M.EKON.3/10/2022 menyebutkan bahwa UKM berkontribusi sebesar 99% terhadap keseluruhan unit usaha dan menyumbang lebih dari 60% Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Dalam rangka mengoptimalkan kondisi tersebut guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi serta meningkatkan inklusi pasar modal, pada tahun 2017 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan No. 53/POJK.04/2017 dan No. 54/POJK.04/2017 yang mencakup proses penawaran umum khususnya bagi perusahaan dengan aset kecil dan menengah. Peraturan ini mendefinisikan perusahaan dengan aset kecil dan menengah sebagai berikut:

Perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan dengan aset kecil jika nilai asetnya tidak lebih dari Rp50 miliar,

Perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan dengan aset menengah jika nilai asetnya di atas Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar,

Keduanya tidak boleh dikendalikan (baik secara langsung maupun tidak langsung) oleh perusahaan yang merupakan pengendali emiten atau perusahaan publik yang bukan emiten beraset kecil atau menengah atau memiliki aset lebih dari Rp250 miliar.

Sejalan dengan peraturan di atas, pada tahun 2019, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menerbitkan Peraturan Pencatatan nomor I-V tentang Ketentuan Khusus Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat di Papan Akselerasi. Melalui Papan Akselerasi ini, perusahaan dengan aset kecil dan menengah mendapatkan kemudahan dari sisi peraturan untuk mengakses pendanaan melalui pasar modal dengan tetap memperhatikan aspek going concern serta potensi pertumbuhan perusahan. Saat ini, telah terdapat 44 perusahaan tercatat di Papan Akselerasi BEI.

Papan Akselerasi merupakan langkah BEI untuk mendukung pendanaan di pasar modal bagi seluruh perusahaan tidak terkecuali perusahaan dengan aset kecil dan menengah agar dapat tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan pendanaan tersebut. Berdasarkan data laporan keuangan masing-masing perusahaan di Papan Akselerasi per Desember 2023, diketahui bahwa rata-rata perusahaan di Papan Akselerasi memiliki kinerja keuangan yang cukup baik. Hal tersebut tercermin dari pendapatan rata-rata perusahaan yang mencatatkan pertumbuhan secara konsisten. Pada tahun 2021, pendapatan rata-rata Perusahaan Tercatat di Papan Akselerasi sebesar Rp49 miliar, kemudian melonjak sebesar 37% menjadi Rp67 miliar pada tahun 2022. Momentum ini terus berlanjut hingga tahun 2023 yaitu terdapat 75% perusahaan di Papan Akselerasi yang berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan dengan total pendapatan seluruh perusaahan di Papan Akselerasi mencapai Rp82 miliar atau meningkat 23% dari tahun sebelumnya. 

Tren positif juga terlihat pada rata-rata aset dan ekuitas perusahaan. Pada tahun 2020, aset perusahaan tumbuh 25% dari Rp50 miliar menjadi Rp63 miliar pada 2021, kemudian meningkat 43% menjadi Rp90 miliar pada 2022, dan Rp115 miliar pada 2023 (peningkatan 28%). Ekuitas perusahaan juga mencatat pertumbuhan signifikan, naik 29% dari Rp31 miliar pada 2020 menjadi Rp40 miliar pada 2021 , dan terus tumbuh 61% menjadi Rp65 miliar pada 2022, kemudian meningkat 35% menjadi Rp88 miliar pada akhir tahun 2023.

Selain itu, arus kas rata-rata perusahaan juga turut menunjukkan peningkatan yang konsisten. Pada tahun 2020, arus kas rata-rata berada di angka Rp5 miliar, kemudian melonjak 66% menjadi Rp9 miliar pada tahun 2021. Tren ini terus berlanjut dengan peningkatan 21% menjadi Rp11 miliar pada 2022 dan kemudian meningkat 39% menjadi Rp15 miliar pada 2023. Pertumbuhan arus kas ini mencerminkan pengelolaan keuangan yang lebih baik serta kemampuan perusahaan dalam menciptakan likuiditas yang dapat meningkatkan daya tarik saham di mata investor.

Apabila dikaji dari sisi Indeks, terdapat pertumbuhan yang positif pada Indeks Papan Akselerasi. Pada tahun 2024, Papan Akselerasi mengalami kenaikan year-to-date (YTD) sebesar 31,58%, melanjutkan tren positifnya dengan pertumbuhan sebesar 34,48% di tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan potensi besar saham-saham yang tergabung dalam Papan Akselerasi. Jika dibandingkan dengan papan lain, pertumbuhan indeks Papan Akselerasi cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan papan lainnya. Papan Utama mencatat perubahan YTD sebesar -3,43% pada 2024 setelah mengalami pertumbuhan sebesar 6,91% pada 2023. Sementara itu, Papan Pengembangan berhasil pulih dengan mencatat pertumbuhan YTD sebesar 21,13% pada tahun 2024, dibandingkan perubahan yang terjadi sebesar -7,10% pada tahun sebelumnya. Beberapa indeks blue-chip, seperti LQ45 dan IDX30 justru menghadapi tantangan, dengan mencatatkan perubahan masing-masing sebesar -11,72% dan -11,41% pada 2024.

Meskipun rata-rata memiliki kinerja perusahaan yang baik, perusahaan tercatat di Papan Akselerasi masih menghadapi tantangan, yaitu penurunan harga saham yang dialami oleh 75% dari total Perusahaan Tercatat di Papan Akselerasi jika dibandingkan dengan harga ketika IPO. Secara umum, hal ini disebabkan oleh valuasi perusahaan yang relatif tinggi ketika IPO, khususnya jika dilihat dari rasio Price-to-Earnings (PER) dan Price-to-Book Value (PBV) perusahaan. Dari keseluruhan perusahaan tercatat di Papan Akselerasi, 86% perusahaan memiliki valuasi rasio PER dan PBV yang cukup tinggi pada saat IPO dibandingkan dengan rata-rata valuasi di pasar (Indeks Harga Saham Gabungan/IHSG), yaitu rasio PER sebesar 13 dan rasio PBV sebesar 2. 

Tingginya valuasi perusahaan di Papan Akselerasi pada saat IPO kemudian mengakibatkan penyesuaian harga saham di pasar sekunder sehingga valuasi saat ini menjadi lebih reasonable. Hal ini tercermin dari 73% perusahaan di Papan Akselerasi atau sebanyak 32 dari 44 perusahaan memiliki valuasi yang cukup menarik dengan rasio PER < 13 dan rasio PBV < 2. Harga saham yang terkoreksi ini dapat memberikan peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan, terutama bagi mereka yang mengadopsi pendekatan value investing. Di samping itu, investor juga perlu memperhatikan teknik penilaian yang digunakan pada saat menentukan keputusan investasi. 

Selain Papan Akselerasi, dalam upaya akselerasi pertumbuhan perusahaan dengan aset kecil dan menengah, BEI juga meluncurkan program "Road to IPO" IDX Incubator sebagai upaya untuk mempersiapkan perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi dalam proses IPO. Melalui program IDX Incubator, BEI rutin menyelanggarakan seminar dan pelatihan yang sesuai dengan kurikulum terstruktur untuk para perusahaan binaan dengan pembicara dari BEI, OJK, Penjamin Emisi Efek, Kantor Akuntan Publik, Konsultan Hukum, Notaris, dan lainnya. Sesuai dengan kebutuhan perusahaan binaan, fasilitas pembinaan dapat dilanjutkan dengan diskusi lanjutan seperti mentoring dan progress monitoring. Binaan IDX Incubator "Road to IPO" saat ini berjumlah 98 perusahaan, dan sebanyak 7 binaan telah berhasil IPO sekaligus menjadi perusahaan tercatat di BEI. Program IDX Incubator ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang mendalam terkait IPO kepada perusahaan aset yang ingin mempersiapkan IPO dengan lebih baik. 

Dengan peningkatan kinerja perusahaan – perusahaan dengan aset kecil dan menengah yang didorong oleh IPO, serta terbukanya peluang pertumbuhan melalui peningkatan tata kelola dan perluasan exposure bisnis, diharapkan keberadaan Papan Akselerasi dan Program IDX Incubator dapat menjadi langkah strategis yang tepat bagi perusahaan. BEI berharap semakin banyak perusahaan, khususnya perusahaan dengan aset kecil dan menengah yang dapat memanfaatkan pasar modal guna meningkatkan kontribusinya dalam kemajuan perekonomian Indonesia. *TIM BEI*

PT. Pertamina Bekerjasama dengan Human Initiative Menyalurkan Bantuan Modal Usaha dan Becak Motor Untuk Warga Krueng Raya

Aceh Besar - PT. Pertamina melalui Pertamina Fuel Terminal Krueng Raya bekerja sama dengan Human Initiative menyalurkan Bantuan Modal Usaha dan Becak Motor bagi kelompok usaha penjual ikan keliling Desa Meunasah Mon, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Senin 26 September 2022.

Program Pemberdayaaan Kelompok Usaha Jualan Ikan ini merupakan salah satu program CSR Pertamina terkait Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. Kegiatan ini didukung penuh oleh berbagai elemen masyarakat seperti PJ Geuchik Meunasah Mon Ahmad Muchtar, Sekretaris Desa Oki Riskia Akbar, anggota kelompok usaha jualan ikan yang diketuai oleh Rajuddin dan masyarakat Desa Meunasah Mon. Dalam kegiatannya turut hadir Fuel Terminal Manager Fachrizal beserta jajarannya serta Human Initiative Aceh yang menjembatani antara Pertamina dengan masyarakat.

Kegiatan ini dibuka oleh lantunan ayat suci Al Quran dan shalawat oleh Pemuda Desa Meunasah Mon dan dibuka oleh kata sambutan dari PJ Geuchik Meunasah Mon Ahmad Muchtar.

“Alhamdulillah hari ini kita dapat berkumpul di tempat ini, sungguh nikmat yang harus kita selalu syukuri dimana kita masih diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Adapun acara ini merupakan program CSR Pertamina untuk memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar depot pertamina.

Semoga program ini dapat berkelanjutan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat” Selanjutnya sambutan dari Human Initiative Aceh yang diwakili oleh Manager Operation Surya Ningsih menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang berpartisipasi dalam menyukseskan acara ini, terutama pihak PT. Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Krueng Raya serta perangkat desa dan masyarakat yang mendukung penuh program ini.

“Saya juga sangat berharap dengan adanya program ini dapat memberikan pendapatan tambahan bagi anggota kelompok penerima manfaat” Fachrizal selaku Fuel Terminal Manager Krueng Raya juga mendukung penuh kelompok usaha jualan ikan ini, dan berharap dengan adanya program ini dapat memberikan perubahan pada penerima manfaat.

“Walaupun penerima manfaat dari program ini berjumlah 6 orang, namun semoga melalui program ini dapat menjadi pemicu untuk menjadi toke-toke ikan di daerah Krueng Raya dan dapat memberdayakan masyarakat lainnya.

Kami dari Pertamina selalu mendoakan dan berharap semoga melalui usaha ini dapat memberikan rezeki tambahan bagi penerima  manfaat. Kami berharap dengan usaha ini dapat memajukan perekonomian para anggota kelompok usaha jualan ikan”.

Pj Gubernur Aceh Minta Dukungan Menhub untuk Percepatan Pembangunan Transportasi Aceh

JAKARTA – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Achmad Marzuki melakukan pertemuan dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membahas beberapa hal untuk mendorong percepatan pertumbuhan perekonomian di Aceh melalui sektor transportasi.

Achmad Marzuki meminta agar Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar bisa segera dibuka sebagai entry point penerbangan internasional dengan menerbitkan surat edaran dari Kemenhub dan Satgas Covid-19.

“Kemarin terkait entry point sudah dirapatkan lintas Kementerian/Lembaga yg dipimpin oleh Kemenko Marves dimana hasilnya Bandara SIM adalah salah satu prioritas. Mohon kiranya Bapak Menhub bisa mendukung dengan menerbitkan surat edaran ,” kata Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki dalam pertemuan itu di Kementerian Perhubungan di Jakarta, Selasa, 23 Agustus 2022.

Hal itu tambahnya, juga akan mempermudah umrah, kunjungan wisata mancanegara, hubungan perdagangan dan kekerabatan, kerjasama IMT-GT dan Indonesia – India.

“Apalagi sebagaimana yang kita tahu potensi untuk umrah dari Bandara SIM ke Madinah dan Jeddah itu sangat tinggi,” sebutnya.

Selain itu, Pj Gubernur Aceh juga berharap rute penerbangan perintis di Aceh perlu adanya penambahan dari empat rute menjadi 16 rute dengan frekuensi tiga kali dalam seminggu. Dikarenakan selama ini frekuensi hanya ada satu kali dalam seminggu dari empat rute pelayanan yang ada, yakni Banda Aceh – Takengon, Banda Aceh – Gayo Lues, Banda Aceh – Kutacane, dan Banda Aceh – Sinabang.

“Penambahan rute itu untuk mempermudah mobilitas masyarakat daerah kepulauan dan daerah terluar untuk menggerakkan perekonomian,” sebutnya.

Selanjutnya Achmad Marzuki meminta kepada Kemenhub adanya pengerukan alur pelayaran pelabuhan Kuala Langsa agar dapat sandar kapal 15.000 DWT. Optimalisasi fungsi pelabuhan Kuala Langsa untuk menunjang aktivitas ekspor – impor.

Kemudian, Pj Gubernur meminta ada pembangunan dry port di Bener meriah. Dry port ini yang fungsinya di pelabuhan laut tapi ini daratan, karena dinilai kebutuhan untuk konsolidasi muatan produk strategis Aceh.

“Kita juga berharap adanya pembangunan break water pelabuhan penyeberangan Meulaboh. Karena kapal tidak bisa bersandar saat gelombang tinggi. Fasilitas sandarnya juga cepat rusak akibat benturan, serta hambatan saat bongkar muat,” sebutnya.

Sementara itu Menhub Budi Karya Sumadi menampung semua apa yang disampaikan oleh Pj Gubernur Aceh. Untuk Bandara SIM jadi entry point penerbangan internasional pihaknya telah melakukan rapat sehari sebelumnya dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Satgas Covid-19 dan kementerian lembaga lainnya.

Menyangkut dengan umrah yang diberangkatkan melalui Bandara SIM ia menyambut baik. Menhub menyarankan agar Pemerintah Aceh berkolaborasi dengan bandara-bandara lainnya di Indonesia agar penerbangan umrah yang akan menuju Jeddah/Madinah mampir di Bandara SIM untuk mengangkut jamaah umrah asal Aceh. Dengan demikian frekuensi penerbangan dari Bandara SIM ke Arab Saudi menjadi lebih tinggi dan menciptakan multiplier effectnya lebih besar bagi Aceh.

“Salah satunya adalah dengan Bandara Kertajati, Jawa Barat yang membuka akses umrah. Nanti bagaimana berkolaborasi sehingga dari Kertajati terbang ke Banda Aceh kemudian akan mengisi jamaah asal Aceh sebelum terbang ke Mekkah dan Jeddah,” jelasnya.

Namun, untuk penambahan rute perintis Menhub meminta pemerintah Aceh untuk mendata bandara-bandara mana yang lebih diprioritaskan untuk ditetapkan sehingga nanti bisa dibantu subsidinya.

“Dengan harapan rute itu penumpangnya cukup, tidak hanya satu atau dua orang. Kalau nanti trafficnya sudah baik, nanti akan banyak lagi pelayanan dari maskapai,” ungkapnya.

Sementara untuk pengerukan alur pelayaran pelabuhan Kuala Langsa, Menhub akan menyurati pihak PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Karena itu dikelola oleh perusahaan tersebut. “Begitu juga dengan yang lainnya, kita minta untuk studi dulu, nanti baru disampaikan kepada kami,” ujarnya.

Terkait usulan pembangunan dryport di Bener Meriah, Menhub mengharapkan agar dilakukan kajian secara menyeluruh sehingga pembangunannya dapat bermanfaat.

Dalam pertemuan itu dihadiri oleh Staf Khusus Menteri BUMN, Nezar Patria Msc, Anggota DPR RI, Salim Fahkri, Ketua DPRA, Saiful Bahri, Anggota DPRA dr Purnama Setia Budi SpOG, dan Teuku Raja Keumangan, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, T. Faisal, dan Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA), Akkar Arafat, S.STP., MSi.

23 Pelaku Usaha Terima Program Kemitraan PT Angkasa Pura II

Peristiwa.co, Banda Aceh - PT. Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandara Sultan Iskandar Muda sepanjang tahun 2022 telah membina sebanyak 23 Mitra Binaan diantaranya merupakan pelaku usaha kecil dan menengah.

Mitra binaan tersebut mendapatkan penyaluran bantuan Program Kemitraan Tahap I dan Tahap II. Tahap I telah disalurkan di bulan Maret 2022 dan Tahap II pada hari ini Selasa 28 Juni 2022.

Executive General Manager, PT Angkasa Pura II, Granito H. Hindrawan menyatakan bahwa penyaluran Program Kemitraan tersebut bertujuan agar para pengusaha kecil dapat tumbuh berkembang dan mandiri sehingga dapat mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

" Kita berharap program kemitraan ini dapat memberikan stimulus agar para pelaku usaha kecil bisa tumbuh dan berkembang hingga mandiri, " harapnya. 

Ia juga menyampaikan bahwa penyaluran program kemitraan tahap II ini senilai 425 Juta diberikan pada sektor perdagangan dan industri mitra binaan, diantaranya masing-masing 70 Juta di kecamatan Blang Bintang, 150 Juta di Kuta Baro, 15 Juta di Krueng Barona Jaya, 90 Juta di Ingin Jaya dan 100 Juta di Kota Banda Aceh. 

" Kami ikut bertanggungjawab atas keadaan sosial ekonomi dan kemasyarakatan. Besar harapan kami dengan adanya program ini dapat memajukan kondisi masyarakat dan terlebih lagi di masa new normal ini, pandemi yang melanda Indonesia segera berakhir, " kata Granito. 

Pada semester I tahun 2022, PT. Angkasa Pura II Kantor cabang Bandara Sultan Iskandar Muda telah menyalurkan Rp. 830 Juta untuk mitra binaan sebagai pinjaman lunak. 

Syamsuddin, seorang pelaku usaha mitra Angkasa Pura II di Kecamatan Krueng Barona Jaya mengatakan bahwa PKBL (Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan) ini telah memberikan sumbangsih dalam meningkatkan omset dan pengembangan usaha perdagangan maupun industri. " Kami berterimakasih atas hadirnya program ini yang sangat bermanfaat bagi kami pelaku usaha dalam meningkatkan omset dan pengembangan usaha, " kata Syamsuddin.

Pelaksanaan PKBL pada PT. Angkasa Pura II (Persero) dimulai sejak tahun 1991 yang dahulu unit yang melaksanakannya bernama PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi), Keputusan dan Peraturan Kementrian BUMN selaku pemegang saham BUMN merupakan dasar hukum dari pelaksanaan PKBL.

Pemerintah melalui Kementerian BUMN mewajibkan Perum dan Persero melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina lingkungan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri BUMN Terakhir Nomor: PER 05/MBU/04/2021 tanggal 08 April 2021 tentang Program Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Badan Usaha Milik Negara.

Atas dasar ini PT. Angkasa Pura II (Persero) membentuk unit khusus melaksanakan program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yaitu unit Community Development dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari organisasi perusahaan secara keseluruhan.

PKBL meliputi 2 program didalamnya, yaitu Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.

Maskapai Akui Harga Tiket Pesawat Aceh-Medan Mahal karena Tak Ada Pesaing

Banda Aceh - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I memanggil pihak Lion Group dan AirAsia terkait mahalnya harga tiket pesawat rute Banda Aceh-Medan. Pihak maskapai mengakui harga pesawat rute Banda Aceh-Medan malah karena tak ada pesaing. Mereka akan menurunkan harga tiket ketika ada pesaing.

Pertemuan itu dihadiri Area Manager Lion Group, Area Sumatera Bagian Utara Juli Aspita dan Station Manager Indonesia AirAsia at KNO, Benjamin H Siahaan. Kedua perwakilan maskapai itu mengungkapkan alasan terkait penerapan harga tiket pesawat.

Kepala KPPU Kanwil I, Ridho Pamungkas, mengatakan, selain karena tidak ada pesaing, pihak Lion Group mengaku terpaksa menaikkan harga tiket pesawat karena melonjaknya harga minyak dunia dari Rp 9.000 per liter menjadi Rp 15.000 per liter. Alasan lainnya, COVID-19 yang melanda dunia juga membuat bisnis penerbangan sangat terpuruk.

"Banyak pegawai yang di-PHK dan banyak armada pesawat yang dikembalikan. Diakui juga bahwa Wings Air terpaksa menurunkan harga tiket demi bersaing dengan maskapai lain seperti Airasia pada rute KNO-Banda Aceh," kata Ridho dalam keterangan kepada wartawan, Selasa (21/6/2022).

Menurutnya, pihak maskapai juga mengaku dalam penentuan tarif ada sejumlah hal yang menjadi pertimbangan. Selain faktor persaingan, juga dilihat tingkat keterisian jumlah penumpang.

"Dijelaskan oleh pihak Wings Air, mereka menerapkan semacam subsidi silang agar tetap dapat melayani rute-rute yang keterisiannya masih sangat kurang dan cenderung rugi. Terkait penentuan tarif dan rinciannya, Wings Air sedang mempersiapkan data untuk diserahkan kepada KPPU," ujar Ridho.

Sementara AirAsia mengaku harga tiket ditentukan manajemen kantor pusat. Pihak Station Manager di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara disebut tidak tahu tentang penentuan harga.

"Sedangkan keterisian penumpang untuk rute KNO-Banda Aceh masih sekitar 50%. Pihak airasia juga akan segera menyampaikan data sebagaimana yang diminta oleh KPPU," kata Ridho.

Berdasarkan hasil pantauan terkait tiket pesawat pada minggu ini, kata Ridho, diketahui masih terjadi pola yang sama yakni harga tiket Medan-Banda Aceh akan turun saat AirAsia juga beroperasi. AirAsia melayani penerbangan Aceh-Sumut pada Selasa, Jumat dan Minggu.

Dia mencontohkan, pada 26 Juni, 28 Juni dan 1 Juli, harga tiket Wings Air dijual dengan harga Rp 645.000. Sedangkan pada tanggal 27, 29 dan 30 Juni, harga tiket Wings Air dibanderol di atas Rp 1 juta rupiah.

KPPU juga mengaku menemukan harga tiket yang dijual daring terdapat harga yang dijual di atas Tarif Batas Atas (TBA). Untuk 1 Juli 2022, Citilink mematok tiket penerbangan rute Medan-Banda Aceh di harga Rp1.657.032.

Padahal TBA pesawat jenis ATR adalah Rp 1.364.000. Bila ditambahkan dengan fuel surcharge yang masih diperbolehkan sebesar 20 persen, akan menjadi Rp 1.636.800.

"Artinya harga masih tetap di atas ketentuan," ujar Ridho.

"KPPU kembali mengingatkan kepada maskapai untuk tidak memanfaatkan posisi monopolinya untuk menetapkan tarif tinggi, ataupun melakukan praktek jual rugi dalam rangka menyingkirkan pesaing pada rute yang sama dengan tujuan untuk kembali menguasai pasar secara monopoli," tandasnya.(detik)

Back To Top