-->

Tajuk

Pengadilan Mesir Batalkan Hukuman Mati atas Morsi

Pengadilan Mesir Batalkan Hukuman Mati atas Morsi

Pengadilan Mesir Batalkan Hukuman Mati atas MorsiKAIRO - Pengadilan banding Mesir membatalkan hukuman mati atas presiden terguling, Mohammad Morsi, dalam satu dari empat persidangan sejak ia digulingkan pada 2013.
Seorang pejabat pengadilan mengatakan, Pengadilan Kasasi memerintahkan pemeriksaan ulang tuduhan atas Morsi terlibat pembobolan penjara dan kekerasan terhadap polisi selama pemberontakan tahun 2011 yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.
Lima terdakwa, termasuk pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin yang dilarang, Mohamed Badie, menerima hukuman mati pada Juni 2015 akan, juga naik banding.
Hampir 100 orang lain yang diadili in absentia tidak mendapat perubahan masa hukum pada sidang putusan banding, seperti dirilis Agence France-Presse, Selasa (15/11/2016).
Pengadilan Tinggi Mesir menjatuhkan hukuman mati terhadap mantan Presiden Mesir itu, pada Selasa (16/6/2015), setelah dinyatakan terbukti bersalah dalam kekerasan pada tahun 2011.
Pengadilan Tinggi juga sebelumnya menghukum Morsi penjara seumur hidup atas tuduhan melakukan mata-mata untuk kelompok Hamas Palestina, Hezbollah Lebanon, dan Iran.
Dalam persidangan terpisah pada April, presiden terpilih secara demokratis itu telah dijatuhi hukuman 20 tahun penjara atas tuduhan menghasut kekerasan terhadap demonstran pada tahun 2012 ketika ia menjadi presiden.
Morsi digulingkan kudeta militer yang dipimpin oleh panglima besar Mesir, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi di Juli 2013, setelah masyarakat Mesir menggelar demonstrasi besar  menuntut dia mundur.
Morsi, bersama dengan 10 orang lainnya, juga telah didakwa oleh pihak berwenang yang juga dibekingi oleh kubu militer Mesir, telah menjadi mata-mata Qatar.
Ia dipersalahkan telah membocorkan dokumen-dokumen rahasia ke negara Teluk itu selama satu tahun menjabat sebagai presiden(sumber)
Wartawan Di Mesir Masih Dipenjara Tampa Persidangan

Wartawan Di Mesir Masih Dipenjara Tampa Persidangan

KAIRO -- Pemerintah Mesir hingga saat ini
masih menahan 18 wartawan dan pekerja media tanpa
tuduhan dan pengadilan.
Amnesti Internasional mengatakan pekerja tersebut tanpa
kesalahan kini harus bersiap menghadapi investigasi kriminal.
Salah seorang fotografer Shawkan telah mendekam di penjara
selama 600 hari.
"Di Mesir, siapa pun yang menentang keputusan resmi
pemerintah, mengkritik pemeirntah atau mengekspos HAM
akan berisiko dilempar dalam penjara," ujar Pejabat Amnesti
Internasional dilansir Reuters , Ahad (3/5). Mereka juga harus
mendekam di penjara hingga batas waktu yang tak dapat
ditentukan tanpa tuntutan dan terkadang dengan tuntutan
yang dibuat-buat.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty
menanggapi laporan wartawan yang ditangkap telah seusai
dengan surat perintah dari jaksa penuntut umum dan telah
melalui proses hukum sesuai prosedur. "Tak ada yang
menargetkan jurnalis. Tuduhan tersebut telah dipolitisir," ujar
dia.
Saat ini tiga wartawan Aljazirah telah diputuskan dihukum
dengan masa tahanan 7 dan 10 tahun. Wartawan Australia
Peter Greste telah dideportasi Februari 2015 lalu sementara
Mohamed Fahmi dan Mohamed Baher sedang menjalani
pengadilan ulang.
Sebanyak 14 wartawan juga harus dihukum 25 tahun penjara
karena dituduh menyebarkan informasi palsu dan menghasut
kekerasan. Mereka pun saat ini sedang mengajukan banding.(republika.co.id)
Pemimpin Ikhwanul Muslimin Divonis Mati

Pemimpin Ikhwanul Muslimin Divonis Mati

Demonstran Ikhwanul Muslimin menggelar aksi demonstrasi menentang penggulingan Presiden Muhammad Mursi di halaman Masjid Rabaa Al Adawiya, Kairo, Mesir. KAIRO -- Pengadilan Mesir telah memberikan konfirmasi mengenai hukuman mati pemimpin Ikhwanul Muslimin, Mohammed Badie. Hukuman mati juga akan dilayangkan pada 13 anggota Ikhwanul Muslimin lainnya atas tuduhan melancarkan serangan terhadap negara.

Badie dijatuhi hukuman mati pada Maret lalu dan juga dijatuhi masa uji coba. Ratusan orang telah divonis hukuman mati terkait pemberontakan pada masa jatuhnya rezim Presiden Mohammed Morsi pada 2013.

Namun, sejauh ini baru satu hukuman mati yang telah dilakukan. Badie sendiri mendapat vonis setelah dituduh memprovokasikan kelompoknya untuk menyerang negara dan melakukan kekacauan pada 2013.

Seorang warga negara keturunan Mesir-Amerika Serikat, Mohamed Soltan, turut divonis hukuman seumur hidup setelah diketahui mendukung gerakan Ikhwanul Muslimin dan memberikan informasi palsu.

Pemberontakan yang terjadi Agustus 2013 di Rabaa al-Adawiya, Kairo, sedikitnya telah menyebabkan kematian 600 warga. Kerusuhan tersebut berlanjut di seluruh negeri dan menewaskan lebih banyak warga.(republika.co.id)
KNRP ACEH Gelar Konser Kemanusian

KNRP ACEH Gelar Konser Kemanusian

Banda aceh: Komite Nasional Rakyat Palestina aceh mengadakan konser amal kemanusian untuk rakyat palestina,mesir dan dunia islam,

acara yang akan di selenggarakan pada hari minggu 5 januari 2014 akan di meriahkan oleh OPICK N TIM serta LIZA AULIA, serta peluncuran singgel terbaru MAIDANY.

Pada acara konser amal tersebut juga akan di adakan penggalangan dana untuk rakyat palestina.konser tersebut nantinya akan dimulai sejak pukul 08:00 wib hingga 12:30 5 januari 2014 yang bertempat di gedung AAC Dayan Dawood.
Warga Aceh Sumbang Emas untuk Mesir dan Palestina

Warga Aceh Sumbang Emas untuk Mesir dan Palestina

BANDA ACEH - Antusiasme warga Aceh untuk membantu perjuangan rakyat Palestina dan Mesir membuat haru dua pejuang Mesir dan Palestina yang sedang menggalang dukungan di Aceh, dr Atif Abdul Fattah Al Hadidy dan Syaikh Abd Aziz Amro. Betapa tidak, hanya dua jam melakukan pertemuan dengan warga Banda Aceh, Rabu (18/12), mereka berhasil mengumpulkan sumbangan melebihi Rp 100 juta, baik dalam bentuk uang maupun emas batangan.
Rasa haru tersebut diungkap dr Atif Abdul Fattah dalam pertemuan dengan pengurus Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Dhapukupi, Banda Aceh, Kamis (19/12). Dalam pertemuan tersebut, dr Atif Abdul Fattah didampingi para aktivis Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (Aceh), seperti Tgk Makhyaruddin Yusuf (Ketua), T Saifunsyah (Penasihat), Tgk Mulyadi Nurdin (Humas), dan Ketua Panita Konser Kemanusiaan untuk Mesir dan Dunia Islam, Farid Nyak Umar.
“Puji syukur kepada Allah dan shalawat kepada Rasulullah, terima kasih banyak kepada rakyat Aceh dan rakyat Indonesia yang telah menyambut kami dengan sangat luar biasa. Kami melihat banyak harapan di sini, karena dalam pandangan kami rakyat Aceh sudah cukup paham dengan situasi yang sedang terjadi di Mesir dan Palestina,” ujar Atif dalam bahasa Arab yang diterjemahkan oleh Tgk Mulyadi Nurdin, Humas KNRP Aceh.
Ketua KNRP Aceh, Makhyaruddin Yusuf mengatakan, sejak tiba di Aceh, Rabu (18/12), kedua pejuang pembebasan Palestina dan Mesir ini langsung melakukan sejumlah pertemuan dengan pihak terkait di Aceh. “Setelah melakukan pertemuan dengan pimpinan dan awak redaksi Serambi Indonesia, kita kemudian melakukan pertemuan dengan ratusan masyarakat Banda Aceh di Asrama Haji Banda Aceh,” kata Makhyaruddin kepada Serambi seusai pertemuan dengan KWPSI, kemarin.
Selain bertemu pengurus KWPSI, dr Atif bersama sejumlah pengurus KNRP Aceh juga melakukan pertemuan dengan Wakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal. “Hari ini (kemarin-red) dr Atif dan Syaikh Abdul Aziz berpisah sementara. Dr Atif melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak di Banda Aceh, sementara Syaikh Abdul Aziz berangkat ke Labuhan Haji, Aceh Selatan, untuk melakukan pertemuan dengan masyarakat setempat,” kata Makhyar. 
Penasihat KNRP Aceh, T Saifunsyah, dan Ketua Panita Konser Kemanusiaan untuk Mesir dan Dunia Islam, Farid Nyak Umar, menyampaikan rasa syukurnya atas antusiasme warga Banda Aceh yang hadir pada acara penggalangan dana di Asrama Haji Banda Aceh, Rabu (18/12) sore. “Alhamdulillah, hanya dalam dua jam, mulai pukul 16.00 sampai 18.00 WIB, jumlah sumbangan yang terkumpul melebihi 100 juta rupiah. Bahkan ada yang menyumbang emas batangan, maupun kalung dan cincin emas, hingga hp dan jam tangan,” kata Saifunsyah.
Saifunsyah dan Farid Nyak Umar mengatakan, dalam beberapa hari ke depan, pihaknya akan kembali menggelar aksi pengumpulan dana untuk membantu perjuangan rakyat Mesir dan Palestina. Menurutnya, kegiatan penggalangan bantuan dari KNRP saat ini tidak hanya terfokus pada bantuan untuk membebaskan rakyat Palestina dari agresi Israel, tapi juga membantu perjuangan rakyat Mesir yang sedang melawan tirani penguasa militer.
“Jadi, perjuangan rakyat Mesir dan Palestina ini ada kaitan yang tidak bisa dipisahkan. Salah satu alasan Presiden Muhammad Mursi dikudeta, karena kebijakannya membuka gerbang Rafah (perbatasan Mesir menuju Gaza). Saat ini, penguasa militer Mesir kembali menutup gerbang Rafah, sehingga warga Gaza kembali terisolir,” kata Saifunsyah.
Keterangan ini dibenarkan dr Atif Abdul Fattah Al Hadidy. Menurutnya, keberhasilan panglima militer Abdel Fattah al-Sisi menggulingkan Morsi dari kursi presiden, disambut sukacita oleh pejabat dan rakyat Israel. “Bahkan, Israel memberikan gelar pahlawan nasional kepada al-Sisi,” kata dr Atif yang pernah menjabat asisten khusus menteri kesehatan bidang media di Mesir.(sumber)
Back To Top