-->

Tajuk

Ini Data dan Visualisasi Gerhana Matahari di Seluruh Aceh pada 26 Desember


Simeulue -- Gerhana matahari akan menyapa seluruh Aceh pada Kamis 26 Desember esok. Dari 23 kabupaten/kota, hanya dua daerah yang dilewati gerhana matahari cincin (GMC) yaitu Simeulue dan Aceh Singkil. Ini data dan visualisasinya.

Fenomena gerhana matahari cincin secara umum menyapa tujuh provinsi di Indonesia yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur. Sementara daerah lain hanya terjadi gerhana matahari sebagian berkisar 60 hingga 94 persen. 

Berdasarkan data tim falakiyah kanwil Kemenag Aceh, gerhana di Tanah Rencong secara keseluruhan diperkirakan akan terjadi sekira pukul 10.08-13.56 WIB atau sekira 3 jam 45 menit 52 detik.

"Gerhana matahari cincin di Aceh terjadi di Simeulue dan Aceh Singkil. Untuk kawasan Simeulue,  gerhana matahari akan dimulai 10.07.06 WIB. Sementara gerhana matahari cincin terjadi pada pukul 11.53.51 WIB. Puncak cincin pukul 11.55.20 WIB dan akhir cincin pukul 11.56.54 WIB dan akhir gerhana pukul 12.54.38 WIB," kata tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh, Alfirdaus Putra, Rabu (25/12/2019).

Sementara di kawasan Aceh Singkil gerhana mulai terjadi pada pukul 10.10.25 WIB. Kemudian gerhana  cincin terjadi pukul 11.59.27 WIB, puncak cincin pada pukul 12.00.33 WIB, akhir cincin pada pukul 12.01.40 WIB dan akhir gerhana pada pukul 13.59.33 WIB.

Untuk pengamatan gerhana matahari tersebut, Kemenag Aceh melakukan pemantauan di Simeulue dengan menyiapkan 10 teleskop serta 500 kacamata. Pusat pemantauan dipusatkan di halaman Masjid Baiturrahmah Simeulue, pada Kamis (26/12) besok. 

Di sana juga akan digelar salat gerhana yang diimami oleh Imam Besar Masjid Baiturrahmah Simeulue dan khatib oleh Ust Dr. H. Suhrawardi Ilyas, M.Sc.

"Masyarakat yang ingin menyaksikan matahari cincin diperbolehkan untuk datang ke lokasi. Pengunjung diberikan kacamata gerhana dengan filter ND5," kata Kakanwil Kemenag Aceh Drs H M Daud Pakeh.

Daud Pakeh mengimbau seluruh masyarakat untuk melaksanakan shalat sunnah kusuf (gerhana matahari) di masjid dan mushalla.

Kemenag Aceh juga telah mengirim surat Edaran kepada Kankemenag Kabupaten/Kota Se Aceh tentang adanya Gerhana matahari cincin tersebut  dan Seruan Shalat Kusuf. 

"Surat Edaran untuk sudah kami kirim ke seluruh Kankemenag Kabupaten/Kota Se Aceh dan juga diteruskan kepada instansi terkait, ormas Islam, dan masyarakat agar melaksanakan ibadah shalat sunnah kusuf (gerhana matahari) di masjid dan mushalla bertepatan pada hari peringatan Tsunami Aceh," jelas Daud.

Kakanwil juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan ibadah pada hari terjadinya fenomena alam yang berkaitan dengan ibadah umat Islam tersebut. Dengan memperbanyak berdoa, zikir, sedekah dan membaca al-Qur'an serta melakukan amalan lainnya pada hari terjadinya gerhana matahari. 

Berikut data dan visualisasi gerhana sebagian yang terjadi di seluruh Aceh dengan dengan presentase matahari tertutup 85,6 persen hingga 95,5 persen: 

1. Persentase gerhana di Sabang  mencapai 85,6% yang dimulai sejak pukul 10.03.14 WIB. Dan puncak gerhana akan terjadi pada pukul  11.49.36 WIB dan akan berakhir pukul 13.48.58 WIB.

2. Banda Aceh persentase gerhana mencapai 86,7% yang dimulai sejak pukul 10.03.33 WIB. Puncak gerhana di Banda Aceh terjadi pada pukul 11.50.08 WIB dan berakhir pukul 13.49.34 WIB.

3. Di Aceh Besar, persentase gerhana mencapai 87,2% yang dimulai pukul 10.04.01 WIB, puncak gerhana terjadi pukul 11.50.55 WIB dan akhir gerhana terjadi pukul 13.50.23 WIB.

4. Untuk kawasan Pidie, 
persentase gerhana mencapai 86,6% yang dimulai pukul 10.04.48 WIB, puncak gerhana pukul 11.52.08 WIB dan akhir gerhana terjadi pukul 13.51.35 WIB 

5. Pidie Jaya ditutupi gerhana hingga 86,8%, dimulai pukul 10.05.29 WIB, puncak gerhana terjadi pukul 11.53.15 WIB dan berakhir 13.52.41 WIB.

6. Untuk Kabupaten Bireuen, persentase gerhana mencapai 86,5% yang dimulai pukul 10.06.33 WIB, puncak gerhana terjadi pukul 11.54.54 WIB dan berakhir pukul 13.54.18 WIB

7. Sementara itu di Kota Lhokseumawe, persentase gerhana mencapai 86,1%  yang dimulai pukul 10.07.35 WIB, kemudian puncak gerhana terjadi 11.56.31 WIB dan berakhir pukul 13.55.50 WIB.

8. Aceh Utara,  persentase gerhana mencapai 86,4% yang dimulai pukul 10.08.03 WIB. Puncak gerhana terjadi pukul 11.57.15 WIB dan berakhir pukul 13.56.33 WIB.

9. Aceh Timur, persentase gerhana mencapai 86,3% yang dimulai pukul 10.09.10 WIB. Kemudian puncak gerhana pukul 11.58.57 WIB dan berakhir 13.58.08 WIB.

10. Kemudian Kota Langsa, persentase gerhana mencapai 87,7% yang dimulai pukul 10.09.48 WIB. Kemudian puncak gerhana terjadi pukul 11.59.57 WIB dan berakhir pukul 13.59.06 WIB.

11. Aceh Tamiang, persentase gerhana mencapai 88,3% yang dimulai pukul 10.10.05 WIB. Kemudian puncak gerhana pukul 12.00.23 WIB dan berakhir pukul 13.59.30 WIB.

12. Bener Meriah, persentase gerhana mencapai 87,9% yang dimulai  pukul 10.07.06 WIB dan puncak gerhana pada pukul 11.55.47 WIB. Dan akhir gerhana terjadi pukul 13.55.11 WIB.

13. Aceh Tengah, persentase gerhana mencapai 88,2% yang dimulai pukul 10.07.05 WIB. Kemudian puncak gerhana terjadi pukul 11.55.45 WIB dan berakhir pukul 13.55.10 WIB.

14. Gayo Lues, persentase gerhana mencapai 89,8% yang dimulai pukul 10.08.29 WIB.  Kemudian puncak gerhana terjadi 11.57.55 WIB dan berakhir 13.57.14 WIB.

15. Aceh Tenggara, persentase gerhana mencapai 91,1% yang  dimulai 10.09.49 WIB. Puncak gerhana terjadi pukul 11.59.54 WIB dan berakhir pukul 13.59.05 WIB.

16. Kemudian di Aceh Jaya, persentase gerhana mencapai 89,4% yang dimulai pukul 10.04.13 WIB, puncak gerhana terjadi pukul 11.51.14 WIB dan akhir gerhana pukul 13.50.45 WIB.

17. GMS  Meulaboh – Aceh Barat - Aceh
Prosentase : 90,4%
Mulai gerhana : 10.05.37 WIB
Puncak gerhana : 11.53.26 WIB
Akhir gerhana : 13.52.57 WIB

18. Nagan Raya, persentase gerhana mencapai 90,4% yang dimulai pukul 10.06.01 WIB, puncak gerhana terjadi pukul 11.54.03 WIB dan berakhir pukul 13.53.33 WIB

19. Di Abdya, persentase gerhana mencapai 91,1% yang dimulai pukul 10.07.25 WIB, puncak gerhana terjadi pukul 11.56.13 WIB dan akhir gerhana pukul 13.55.38 WIB

20. Aceh Selatan, persentase gerhana mencapai 92,3% yang dimulai pukul 10.08.26 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 11.57.44 WIB dan berakhir pukul 13.57.03 WIB

21. Di Subulussalam, persentase gerhana mencapai 93,5% yang dimulai pukul 10.10.41 WIB, puncak gerhana pukul 12.01.04 WIB dan berakhir pukul 14.00.05 WIB. []
15 Inspirasi Nama Bayi Laki-laki Dari Slovenia

15 Inspirasi Nama Bayi Laki-laki Dari Slovenia



15 Inspirasi Nama Bayi Laki-laki dari Slovenia


Nama bayi untuk si kecil yang akan segera lahir sudah dipersiapkan, Bun? Memilih nama bayi memang perlu pertimbangan dengan matang.

Jangan sampai nama tersebut membawa pengaruh buruk dalam kehidupan sang buah hati kelak. Oleh karena itu, pilih nama bayi yang mengandung makna baik.

Jika Bunda pernah mendengar Slovenia, negara yang berbatasan dengan Italia ini punya sederet nama bayi laki-laki dengan makna bagus lho. Penasaran, Bun?

Berikut nama bayi laki-laki dari Slovenia selengkapnya Silahkan klik di sini.
Pajan Si Ahok Ka Dijak Peugleh Krueng Di aceh, Abeh Di Peunget

Pajan Si Ahok Ka Dijak Peugleh Krueng Di aceh, Abeh Di Peunget

Ternyata, Sungai di Aceh Pun Bersih karena AhokBANDA ACEH - Fenomena kata kunci "Sungai Bersih karena Foke" tiba-tiba beredar massif dan menggelitik rasa penasaran netizen.

Tidak hanya di Jakarta, para pengguna internet di Aceh juga ikut-ikutan menjajal langsung kata kunci itu di mesin pencari Google. 

Hasilnya kemudian diposting di sejumlah grup dan menjadi bahan lelucon.


Pencarian kata kunci ini "Sungai Bersih karena Foke" mulai merebak sejak Senin (3/10/2010), setelah calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyarankan kepada netizen untuk mencari di Google siapa sebenarnya yang bekerja keras membersihkan sungai di Jakarta.

Saran Ahok itu dimaksudkan untuk menjawab pernyataan cagub yang menjadi lawannya, Anies Baswedan. 

Maklum, Anies yang pertama kali melontarkan pernyataan bahwa kebersihan sungai yang ada di Jakarta merupakan rancangan gubernur sebelumnya, Fauzi Bowo alias Foke, bukan Ahok.

Ahok mengatakan bahwa normalisasi sungai merupakan kerja kerasnya, dan dia meminta Anies menyediakan waktu untuk menelusurinya Google.


"Sebenarnya Pak Anies kalau mau lebih rajin, kamu cari di Google aja. Orang kirim ke saya, kan iseng gitu ya, 'Sungai di Jakarta bersih karena Foke', langsung keluar ditulis, 'You mean sungai bersih karena Ahok'. Itu Google gitu lho, ha-ha-ha," kata Basuki atau Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (3/10/2016), seperti dilansirTribunnews.com

Para pengguna dunia maya menjajal dengan mengetik frase 'Sungai Bersih karena Foke' di mesin pencari Google.

Betul saja, Google merekomendasikan nama Ahok dengan menulis "Did you mean (mungkin maksud Anda adalah) sungai bersih karena Ahok." 

Kendati begitu, para netizen tidak cuma mengetik kalimat yang disarankan oleh Ahok.

Mereka mencoba memodifikasi kalimat tersebut, bahkan ada yang mengetik 'Sungai di Aceh Bersih karena Foke'.

Hasilnya: Google langsung menyarankan kalimat: "Mungkin maksud Anda adalah: Sungai di Aceh Bersih karena Ahok."

Ada pula netizen yang kemudian menulis kalimat "Sungai Nil Bersih karena Foke."

Hasilnya, lagi-lagi tertulis kalimat: "Mungkin maksud Anda adalah: Sungai Nil Bersih karena Ahok."

Bahkan, ada juga yang iseng-iseng mengetik "Buaya di Sungai Bersih karena Foke."

Hasilnya tetap sama, keluar kalimat: "Buaya di Sungai Bersih karena Ahok."


Setelah puas mengetik berbagai kalimat dengan kata kunci "bersih karena foke" para netizen yang tergabung dalam salah satu grup Whatsapp pun sama-sama bertanya, "kenapa ya setiap mengetik kata kunci bersih karena Foke di Google selalu diarahkan kepada Ahok?"(serambinews)
Sekolah Yusuf Islam galang dana korban tsunami Aceh

Sekolah Yusuf Islam galang dana korban tsunami Aceh

Yusuf IslamLondon – Pelajar sekolah menengah atas Brondesbury College, London, yang didirikan seniman Inggris Cat Stevens yang setelah masuk Islam mengubah nama menjadi Yusuf Islam mengelar acara malam dana untuk para korban stunami.
Pada acara malam dana di sekolah yang terletak di daerah London Borough of Brent, London, dan dihadiri Dutabesar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Hamzah Thayeb, terkumpul dana 44.000 Pounsterling, ujar Charity Administrator, Rahim Kane kepada Antara, Senin.
Dia mengatakan acara yang digelar yayasan Small Kindness bentukan pelantum laguA Father and Son,A Wild World,A Peace Train,A MoonshadowA danA Morning Has BrokenA itu akan disumbangkan untuk anak-anak yatim dan keluarga di Banda Aceh yang terkena bencana tsunami 2004 dan sekaligus memperingati 10 tahun tsunami.
Menurut Rahim Kane, melalui yayasan Small Kindness, Yusuf Islam juga mengunjungi Aceh pada 2005 untuk membuka kantor lokal amal dan merekam serta merilis lagu baru,A Samudera Hindia, untuk mengumpulkan dana untuk korban tsunami Aceh.
Dubes Hamzah Thayeb mengapresiasi inisiatif para pelajar Brondesbury College dan Small Kindness ini.
“Saya sangat menghargai usaha yang dilakukan Yusuf Islam yang datang ke Aceh sebulan setelah bencana stunami dan ikut membantu para korban serta membuka kantor di Aceh pada tahun 2005 ,” ujar Hamzah.
Hamzah yang berayah seorang Aceh dan lahir di Peureulak itu menilai sekecil apa pun bantuan, sangat berharga khususnya untuk pendidikan anak-anak Aceh.
Malam dana ini juga menampilkan pesan video dari anak-anak yatim Aceh yang mengungkapkan harapan dan aspirasi mereka untuk masa depan.
Small Kindness tidak saja memberikan bantuan untuk anak anak di Aceh Indonesia tetapi juga memberikan bantuan di seluruh dunia seperti bantuan kepada anak yatim, janda, keluarga dan siswa di Bosnia Herzegovina, Kosovo, dan Serbia.
“Kami juga mengkhususkan diri dalam program jangka panjang dengan membantu anak-anak yang telah menyelesaikan sekolah dengan mencarikan pekerjaan,” kata Rahim Kane.(antaranews)
Belajar di Australia, Dosen IAIN Ajak Mahasiswa ke Gereja di Banda Aceh

Belajar di Australia, Dosen IAIN Ajak Mahasiswa ke Gereja di Banda Aceh

Terilhami apa yang dialaminya ketika belajar di Universitas Flinders di Australia Selatan, Rosnida Sari, dosen IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh mengajak para mahasiswanya mengetahui agama lain dengan berkunjung ke sebuah gereja di sana.
Saya mempunyai pengalaman yang sangat berkesan dengan mahasiswa-mahasiswi saya. Semester ini salah satu mata pelajaran yang saya asuh adalah Study Gender dalam Islam.

Sepertinya menarik jika mahasiswa yang semuanya Islam ini belajar juga tentang bagaimana agama lain melihat relasi laki-laki dan perempuan di agama mereka.

Niat untuk membawa mahasiswa ini karena saat berada di Adelaide, saya banyak berteman dengan teman lokal. Bahkan saya sempat tinggal bersama keluarga lokal selama tiga bulan di Flagstaff Hill, Australia Selatan.
 
Para mahasiswa mendengar penjelasan pendeta di Banda Aceh sebagai bagian dari  kuliah (Istimewa)
Para mahasiswa mendengar penjelasan pendeta di Banda Aceh sebagai bagian dari kuliah (Istimewa)


Saat berteman dengan teman-teman lokal ini saya sering datang memenuhi undangan mereka seperti BBQ, piknik bahkan house warming party. Ketika mereka tau saya beragama Islam dan senang mengunjungi gereja-gereja, mereka berkata bahwa mereka malah tidak pernah mengunjungi mesjid, dan mereka ingin berkunjung ke mesjid suatu saat. Sayangnya, sampai saya kembali ke Aceh, niat itu tidak terealisasikan.

Ketika saya tinggal bersama keluarga lokal, saya juga sempat datang mengikuti beberapa kegiatan gereja yang digawangi oleh ibu. Ibu giat melakukan kegiatan charity seperti membuat club merajut bagi para perempuan di lingkungannya. tujuannya adalah sebagai tempat berkumpul bagi para perempuan untuk berbagi cerita. begitu juga sebagai wadah bagi para pendatang baru di lingkungan yang dekat dengan gerejanya, seperti para pendatang dari Rumania atau Vietnam, yang mungkin belum mempunyai kenalan di lingkungan tersebut.
 
Dengan mengikuti klub merajut ini, ibu dan teman-temannya dari komunitas lokal bisa membantu para pendatang baru ini tadi, yang bisa jadi belum bisa berbahasa Inggris atau belum mempunyai perlengkapan rumah tangga, seperti sofa atau meja makan. Peralatan ini, terkadang diberikan dengan cuma-cuma oleh anggota gereja.

Ayah juga bukan laki-laki sembarangan. Ia pernah menjadi ketua Rotary chapter Adelaide bagian selatan. Ketika berada di Flagstaff Hill, saya sempat mengikuti dua kali kegiatan Rotary, penggalangan dana dengan cara penjualan lukisan dan interfaith dialogue dengan komunitas Ahmadiyah. selain itu beliau juga pernah menjadi semacam bupati di salah satu wilayah di Australia Selatan pada akhir tahun 70an hingga awal tahun 80an.
 
Kesempatan untuk bisa berinteraksi dengan Australia, khususnya Adelaide tidak terlepas dari beasiswa yang saya dapatkan dari pemerintah Aceh untuk melanjutkan study saya di Flinders University. Pemerintah Aceh memberikan beasiswa bagi guru dan dosen yang selamat dari musibah tsunami 2004.
 
Saya tercatat sebagai seorang dosen baru pada tahun 2006 sehingga berhak untuk ikut tes mendapatkan beasiswa ini. Salah satu negara yang memberikan sumbangan sehingga menjadi beasiswa adalah Australia.

Berdasarkan pengalaman tersebut saya lalu mencoba mencoba menjadi 'jembatan' perdamaian bagi umat Kristiani dan Islam di kota saya sekarang, Banda Aceh. Saya kira sudah saatnya saya 'membalas' kebaikan mereka dengan menjadi semacam 'pembawa damai' untuk agama dan budaya yang berbeda ini. 
 
Kembali ke cerita gereja, karena pendeta di salah satu gereja di Banda Aceh ini adalah teman saya, maka sayapun melakukan pendekatan dan mengatakan bahwa saya ingin membawa mahasiswa untuk berkunjung ke gereja.
 
Selain untuk tau tentang relasi laki-laki dan perempuan di agama mereka, saya juga ingin agar tidak ada ketidaknyamanan mahasiswa pada mereka yang beragama berbeda. Tujuannya tentu saja agar terjadi kesalingpahaman diantara mereka, menghilangkan prasangka yang sudah dibentuk oleh media (Koran dan TV) atau saat mendengar perbincangan orang lain. 
 
Dengan mendengar langsung dari pak pendeta dan tentunya pemeluk agama Kristen itu secara langsung, saya harap para mahasiswa ini bisa bertanya langsung sehingga memahami hal-hal yang berkaitan dengan agama Nabi Isa ini.
 
Rosnida Sari membantu ibu lokalnya Barbara di Adelaide mengumpuilkan dana bagi kegiatan sosial. (Istimewa)
Rosnida Sari membantu ibu lokalnya Barbara di Adelaide mengumpuilkan dana bagi kegiatan sosial. (Istimewa)
 
Awalnya saya khawatir mereka tidak mau datang dengan alasan hujan yang amat lebat atau karena tidak nyaman (takut) untuk datang ke gereja. buktinya adalah: ketika saya tawarkan hal ini pada kelas yang lain, mahasiswa di kelas tersebut ogah-ogahan menjawab. Dari sekitar 26 orang, hanya 3 yang mengatakan ya. Sisanya, ada yang senyum kecut dan menggelengkan kepala.
 
Tapi ternyata mahasiswa dari kelas gender ini sangat antusias. Beberapa kali diantara mereka menelpon bertanya bagaimana sampai ke gereja. 
 
Saya memang menyediakan diri untuk datang terlebih dahulu. Selain agar bisa menyambut mereka disitu, juga agar mereka nyaman bahwa ada seseorang yang telah mereka kenal yang ada di tempat asing tersebut.
 
Lagi-lagi, saya khawatir mahasiswa saya tidak mau bertanya ketika pak pendeta menyelesaikan memaparnya. saya mempersiapkan beberapa pertanyaan dan saya minta beberapa mahasiswa bertanya dengan pertanyaan yang telah saya siapkan tadi.
 
Tapi ternyata, setelah pak pendeta menyelesaikan paparannya, beberapa mahasiswa malah bertanya dengan pertanyaan mereka sendiri. Artinya mereka juga berminat untuk tau lebih jauh tentang agama Kristen dan pertanyaan mereka direspon langsung oleh penganut agama tersebut.
 
Saat pulang, saya menyapa seorang mahasiswa yang bajunya terlihat basah, akibat kehujanan. Dia katakan bahwa dia bukan dari kelas Gender saya, melainkan dari kelas lain yang saya asuh. Ia katakan bahwa ia juga memberitahu teman-temannya dari kelas lain tersebut untuk datang dan ia sangat tertarik dengan apa yang telah ia dengar di dalam gereja tersebut.
 
Apa yang saya pelajari dari kejadian ini adalah:
Tenyata mahasiswa saya tidak begitu kaku untuk datang ke gereja. nyatanya mereka begitu antusias untuk datang. bagi sebagian muslim, masuk rumah ibadah agama lain adalah sesuatu yang dilarang. tapi saya tidak melihat ini dari mahasiswa saya.
 
Beberapa mahasiswa saya begitu bersemangat dan antusias untuk mendapatkan ilmu tentang agama yang berbeda. Ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang mereka tanyakan. Meski ada juga mahasiswa yang hanya menjadi pendengar
 
Saya harap langkah kecil ini bisa menjadi langkah yang lebih besar lagi di masa depan. Saya sangat antusias untuk ini, karena ketika kembali ke ruang kelas, beberapa mahasiswa bertanya kapan mereka bisa datang berkunjung ke rumah ibadat agama lain yang ada di Banda Aceh. 
- See more at: http://australiaplus.com/indonesian/2015-01-05/belajar-di-australia-dosen-iain-ajak-mahasiswa-ke-gereja-di-banda-aceh/1401611#sthash.bqYjXJyp.dpuf
Back To Top